Sri Rahayu Febrianti, - (2024) Tinjauan Fiqih Muamalah Terhadap Pelaksanaan Sewa Menyewa Kebun Kelapa Desa Sungai Intan, Kecamatan Tembilahan Hulu, Kabupaten Indragiri Hilir. Skripsi thesis, UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU.

Preview	Text TANPA BAB IV.pdf Download (2MB) | Preview
	Text (BAB IV) PEMBAHASAN.pdf - Published Version Restricted to Repository staff only Download (730kB)

Abstract

ABSTRAK Sri Rahayu Febrianti (2024): Tinjauan Fiqih Muamalah Terhadap Pelaksanaan Sewa Menyewa Kebun Kelapa Desa Sungai Intan, Kecamatan Tembilahan Hulu, Kabupaten Indragiri Hilir Adapun penulisan skripsi ini dilatarbelakangi oleh pelaksanaan sewa menyewa kebun kelapa di Desa Sungai Intan, Kecamatan Tembilahan Hulu, Kabupaten Indragiri Hilir dalam penelitian ini adanya ketidakjelasan akad perjanjian sewa menyewa dan kerusakan kebun kelapa pada masa sewa menyewa kebun kelapa masih berlangsung di Desa Sungai Intan, Kecamatan Tembilahan Hulu, Kabupaten Indragiri Hilir. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana pelaksanaan sewa menyewa kebun kelapa antara pemilik kebun dan penyewa di Desa Sungai Intan, Kecamatan Tembilahan Hulu, Kabupaten Indragiri Hilir dan bagaimana tinjauan fiqih muamalah terhadap pelaksanaan sewa menyewa kebun kelapa Desa Sungai Intan, Kecamatan Tembilahan Hulu, Kabupaten Indragiri Hilir. Penelitian ini merupakan jenis penelitian lapangan (field research) yang berlokasi Desa Sungai Intan, Kecamatan Tembilahan Hulu, Kabupaten Indragiri Hilir. Dengan populasi berjumlah 13 orang, yang terdiri dari 5 orang pemilik kebun kelapa dan 8 orang yang menyewa kebun kelapa. Sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik Total Sampling. Sumber data primer dan sekunder. Pengunpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode observasi, wawancara, dan dokumentasi. Adapun metode analisa adalah deskriptif kualitatif. Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan akad sewa menyewa kebun kelapa di Desa Sungai Intan, Kecamatan Tembilahan Hulu, Kabupaten Indragiri Hilir antara pemilik kebun(Mujir) dan penyewa kebun (Musta‟jir) dilakukan menggunakan akad lisan dan tidak ada kejelasan perjanjian diawal akad. Pembayaran sewa dilakukan diawal akad kisaran 23 juta- 35 juta sesuai dengan jumlah pohon kelapa yang tedapat dikebun itu. Tinjauan fiqih muamalah terhadap pelaksanaan akad sewa menyewa di Desa Sungai Intan belum memenuhi syarat sah sewa menyewa fiqih muamalah dalam akad sewa menyewa (Ijarah). Akad perjanjiannya mengandung unsur tidak jelas (gharar) terhadap objek sewa dan terdapat kecacatan pada objek yang disewa pada saat sewa menyewa masih berjalan sehingga rusak manfaat objek sewa, tentu hal ini merugikan satu pihak maka batal/berakhirlah akad sewa menyewa (Ijarah). Kata Kunci: Kebun Kelapa, Akad Sewa Menyewa (Ijarah), Fiqih Muamalah

Actions (login required)

View Item