Search for collections on Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau Repository

TRADISI BETANGAS PADA ADAT PERNIKAHAN KETURUNAN KERAJAAN GUNUNG SAHILAN KECAMATAN GUNUNG SAHILAN PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

VEVI ELVIANA SAFITRI, - (2023) TRADISI BETANGAS PADA ADAT PERNIKAHAN KETURUNAN KERAJAAN GUNUNG SAHILAN KECAMATAN GUNUNG SAHILAN PERSPEKTIF HUKUM ISLAM. Skripsi thesis, UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU.

[img] Text (BAB IV)
BAB IV.pdf - Published Version
Restricted to Repository staff only

Download (761kB)
[img]
Preview
Text
SKRIPSI VEVI ELVIANA SAFITRI.pdf

Download (5MB) | Preview

Abstract

ABSTRAK SKRIPSI INI BERJUDUL : TRADISI BETANGAS PADA ADAT PERNIKAHAN KETURUNAN KERAJAAN GUNUNG SAHILAN KECAMATAN GUNUNG SAHILAN MENURUT PERSPEKTIF HUKUM ISLAM Penulisan skripsi ini dilatar belakangi oleh tradisi betangas dalam pernikahan keturunan kerajaan kecamatan gunung sahilan, betangas adalah tradisi yang dilakukan Ketika sebelum hari H pernikahan yang berupa bahan-bahan rempah seperti daun kunyit, cengkeh,daun pandan dll. Rumusan Masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana tradisi betangas pada Keturunan Kerajaan Gunung Sahilan dan bagaimana tinjauan hukum Islam terhadap tradisi betangas pada keturunan kerajaan Kecamatan Gunung Sahilan. Penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research) yang berlokasi di Kecamatan Gunung Sahilan Kabupaten Kampar Kiri. Populasi pada penelitian ini sebanyak 5 orang yang terdiri dari 1 orang tokoh adat, 1 orang tokoh agama dan 2 pasangan yang melakukan pernikahan tradisi betangas dengan mengunakan teknik “total sampling”.Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan sumber data primer berasal dari wawancara, observasi, dokumentasi, dan dilengkapi dengan data sekunder. Hasil penelitian penulis yaitu pandangan tokoh adat pelaksanaan tradisi betanags dilakukan sebelum acara pernikahan harus membeli bahan-bahan yang ada. Pandangan masyarakat terhadap tradisi betangas adalah masyarakat percaya bahwa tradisi betangas untuk menghindari hal-hal yang gaib. Masyarakat percaya apabila tradisi tersebut tidak dilakukan sebelum acara pernikahan maka ditakutkan berdampak pada mempelai wanita dan keluarga. Perspektif hukum Islam mengenai tradisi betangas dikategorikan sebagai al – urf al-fasid kraena banyak orang percaya pada hal tersebut untuk menghindari roh jahat, jika orang yang terlibat dalam pernikahan tersebut tidak percaya bahwa tradisi betangas akan menyebabkan bencana, maka itu bisa menjadi al-urf al-shahih. Kata kunci : betangas, pernikahan, ‘urf

Item Type: Thesis (Skripsi)
Subjects: 300 Ilmu Sosial > 340 Ilmu Hukum
Divisions: Fakultas Syariah dan Hukum > Hukum Keluarga (Ahwal Al-Syakhsiyah)
Depositing User: fasih -
Date Deposited: 15 Jan 2024 06:24
Last Modified: 15 Jan 2024 06:24
URI: http://repository.uin-suska.ac.id/id/eprint/76791

Actions (login required)

View Item View Item