Ghina Puspita, Ghina (2023) DIMENSI MISTIS DAN PERSEPEKTIF AKIDAH ISLAM TERHADAP KESENIAN KUDA LUMPING DI DESA KEMUNING MUDA KECAMATAN BUNGARAYA KABUPATEN SIAK. Skripsi thesis, Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.

Preview	Text (SKRIPSI GABUNGAN) SKRIPSI GABUNGAN.pdf Download (2MB) | Preview
	Text (BAB IV) BAB IV.pdf - Published Version Restricted to Repository staff only Download (659kB)

Abstract

Kuda lumping merupakan salah satu aset budaya lokal yang dimiliki oleh masyarakat Indonesia dan harus dilestarikan. Masyarakat Indonesia memiliki kesenian tradisional kuda lumping yang unik dan khas serta memiliki potensi daya tarik. Salah satu fenomena menarik dibalik kesenian kuda lumping adalah merupakan satu pertunjukkannya terdiri dari kombinasi atau gabungan unsur – unsur mistis. Dalam pertunjukkan terdiri dari kombinasi atau gabungan dari alat musik gong, kendang, gamelan, saron, terompet, sedangkan lagu yang mengiringi adalah lagu jawa. Untuk mengetahui dengan jelas adanya mistis dalam kesenian kuda lumping Karya Budaya, maka bisa di lihat adanya unsur ritual didalamnya. Sebelum pagelaran dimulai biasanya seorang pawang kuda lumping akan melakukan ritual untuk berdoa memohon kelancaran dalan melaksanakan kesenian kuda lumping. Kuda lumping Juga identik dengan atraksi debus seperti memakan beling dan memakan ayam mentah. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dengan prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa katakata tertulis maupun lisan dari orang-orang dan perilau yang diamati, menentukan lokasi penelitian serta memilih informan sebagai subjek peneliti dengan menggunakan teknik populasi dan sampel menarik kesimpulan serta melakukan pertimbangan terhadap informan, menggunakan instrumen penelitian dan juga teknik pengumpulan data yaitu dengan cara observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa terjadinya dimensi mistis pada kesenian kuda lumping, bentuk mistis kuda lumping terdapat pada kesurupan, terdapat sesaji atau sesajen di dalam pertunjukkan, penggunaan jimat dan mantra dalam proses pementasan. Namun, sebagian besar praktisi juga menyatakan bahwa mereka tidak mempercayai hal-hal tersebut secara sepenuhnya karena bertentangan dengan ajaran agama Islam. Dari sudut pandang akidah Islam, dimensi mistis pada kesenian kuda lumping dapat dilihat sebagai bentuk syirik atau penyembahan selain Allah Subhanahu wa Ta'ala. Oleh karena itu, perlu dilakukan upaya untuk menghilangkan unsur-unsur mistis yang bertentangan dengan ajaran agama Islam agar seni tradisional ini tetap bisa dilestarikan tanpa menyimpang dari nilai-nilai keislaman.

Actions (login required)

View Item