FENNI FEBIANA (2015) ANALISIS PENDAPAT IMAM ABU HANIFAH TENTANG HUKUM MEMBACASURAT AL-FATIHAH DALAM SHALAT. Skripsi thesis, Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.
|
Text
fm.pdf Download (274kB) | Preview |
|
|
Text
BAB 1.pdf Download (121kB) | Preview |
|
|
Text
BAB 2.pdf Download (111kB) | Preview |
|
|
Text
BAB 3.pdf Download (185kB) | Preview |
|
Text
BAB 4.pdf Restricted to Registered users only Download (128kB) |
||
|
Text
BAB 5.pdf Download (45kB) | Preview |
|
|
Text
em.pdf Download (27kB) | Preview |
Abstract
Skripsi ini berjudul “ANALISIS PENDAPAT IMAM ABU HANIFAH TENTANG HUKUM MEMBACA SURAT AL-FATIHAH DALAM SHALAT”. Shalat merupakan ibadah mahdah, shalat juga merupakan salah satu rukun Islam. Ibadah shalat memiliki syarat dan rukun yang harus dipenuhi dalam pelaksanaanya. Apabila tidak terpenuhi salah satu rukunnya maka shalat tidak sah. Sebagaimana dalam latar belakang penulisan ini dipaparkan jumhur ulama sepakat bahwa tidak sah shalat tanpa bacaan al-Fatihah. sebagaimana sabda Nabi mengatakan Tidak sah shalat tanpa membaca al-fatihah. Sedangkan Imam Abu Hanifah berpendapat bahwa tidak wajib membaca al-Fatihah dalam shalat. Yang diwajibkan dalam shalat adalah bacaan ayat al-Qur’an. Landasan hukum Imam Abu Hanifah adalah firman Allah surat al-muzammil ayat 20, yang mengatakan bacalah apa yang mudah bagimu dari al-Qur’an. Dan hadist Nabi SAW yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah. Penelitian ini berbentuk penelitian kepustakaan library research, analisis ini difokuskan pada penelusuran literatur dan bahan pustaka yang relevan dengan masalah yang diangkat. Sumber bahan primer penelitian ini adalah badaa’i al- shonaa’i karangan Alaudin Abu Bakar bin Mas’ud Al-Kasani Al-Hanafi dan al- mabshut, karangan Samsuddin As-syarkhasy dan literatur-literatur yang lain terutama yang berkaitan dengan kedudukan surat al-Fatihah dalam shalat. Data yang sudah dikumpul di analisis dengan tahap-tahap analisis deskriptif, metode ini penulis gunakan untuk memahami pendapat Imam Abu Hanifah tentang bacaan surat al-Fatihah dalam shalat, dan metode yang dipakai Imam Abu Hanifah, dengan metode ini data dapat dianalisis hingga dapat suatu kesimpulan. Hasil yang ditemukan dalam penelitian ini adalah Imam Abu Hanifah berpendapat bahwa hukum bacaan surah al-Fatihah dalam shalat adalah wajib, dan tidak termasuk rukun shalat. Karena dalil yang mengatakan al-Fatihah adalah rukun shalat merupakan dalil yang zhanni yang mengandung hukum wajib. Alasan atau dasar hukum yang digunakan Imam Abu Hanifah dalam menetapkan hukum bacaan surah al-Fatihah dalam shalat adalah al-Qur’an surah muzammil ayat 20 yang merupakan dalil qath’i, dan dalil yang digunakan jumhur merupakan dalil zhanni yang tidak bisa men-takhsis dalil qath’i. Setelah dilakukan penelitian ini, Penulis lebih cenderung sependapat dengan jumhur ulama karena perintah dalam hadist yang digunakan tegas dan bersifat muqayyad, dimana apabila ada sebab hukum yang sama, kemudian ada dua dalil yang sama yaitu mutlaq dan muqayyad. maka yang lebih diberlakukan dalil yang bersifat muqayyad dari pada dalil yang bersifat mutlaq. Sesuai dengan kaedah ushul fiqh yajidu taqyidul mutlaq bil muqayyad.
Item Type: | Thesis (Skripsi) |
---|---|
Subjects: | 200 Agama > 290 Agama Selain Kristen > 297 Islam > 297.5 Etika Islam, Praktik Keagamaan > 297.56 Etika Moral Islam dalam Hal Tertentu |
Divisions: | Fakultas Syariah dan Hukum > Hukum Keluarga (Ahwal Al-Syakhsiyah) |
Depositing User: | eva sartika |
Date Deposited: | 14 Sep 2016 08:06 |
Last Modified: | 14 Sep 2016 08:06 |
URI: | http://repository.uin-suska.ac.id/id/eprint/7310 |
Actions (login required)
View Item |