Search for collections on Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau Repository

STATUS ANAK YANG LAHIR DARI PERNIKAHAN SIRRI (STUDI MUQARANAH TERHADAP PUTUSAN HAKIM JABATAN KEHAKIMAN SYARIAH TERENGGANU DAN MAHKAMAH SYARIAH WILAYAH PERSEKUTUAN KUALA LUMPUR)

NUR SHAFIQAH BINTI MD ZAKI, - (2023) STATUS ANAK YANG LAHIR DARI PERNIKAHAN SIRRI (STUDI MUQARANAH TERHADAP PUTUSAN HAKIM JABATAN KEHAKIMAN SYARIAH TERENGGANU DAN MAHKAMAH SYARIAH WILAYAH PERSEKUTUAN KUALA LUMPUR). Skripsi thesis, UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU.

[img] Text (BAB IV)
BAB IV.pdf - Published Version
Restricted to Repository staff only

Download (1MB)
[img]
Preview
Text
SKRIPSI NUR SHAFIQAH BINTI MD ZAKI.pdf

Download (4MB) | Preview

Abstract

ABSTRAK Nur Shafiqah binti Md Zaki (2023) : Status Anak Yang Lahir Dari Pernikahan Sirri (Studi Muqaranah Terhadap Putusan Hakim Jabatan Kehakiman Syariah Terengganu Dan Mahkamah Syariah Wilayah Persekutuan Kuala Lumpur) Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya perbedaan putusan hakim antara Jabatan Kehakiman Syariah Terengganu dan Mahkamah Syariah Wilayah Persekutuan Kuala Lumpur mengenai status anak yang lahir dari pernikahan sirri. Putusan hakim di Jabatan Kehakiman Syariah Terengganu adalah boleh dinasabkan kepada nama bapanya sekiranya perkiraan dari tanggal akad nikah sehingga tanggal lahir anak melebihi 6 bulan 2 lahzoh dan sekiranya perkiraan kurang dari 6 bulan 2 lahzoh boleh dinasabkan kepada nama bapanya akan tetapi tidak boleh diwalikan sekiranya anak itu perempuan dan tidak boleh saling dipusakai harta. Sedangkan putusan hakim di Mahkamah Syariah Wilayah Persekutuan Kuala Lumpur adalah sekiranya melebihi 6 bulan 2 lahzoh, maka anak tersebut boleh dinasabkan kepada bapanya, akan tetapi sekiranya kurang dari 6 bulan 2 lahzoh, anak tersebut tidak boleh dinasabkan kepada bapanya dan anak itu disebut sebagai ‗Anak Tidak Sah Taraf‘. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana hakim di negeri Terengganu membuat keputusan bagi setiap kasus yaitu mengenai status anak yang lahir dari pernikahan sirri ini, bagaimana hakim di negeri Wilayah Persekutuan Kuala Lumpur membuat keputusan bagi setiap kasus dan bagaimana analisis perbedaan putusan hakim bagi kedua tempat yaitu di Jabatan Kehakiman Syariah Terengganu dan Mahkamah Syariah Wilayah Persekutuan Kuala Lumpur tersebut. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian lapangan (field research) yaitu penelitian lapangan dilakukan untuk kancah kehidupan yang ii sebenarnya yang dilakukan dengan cara mengunjungi tempat yang dijadikan tempat penelitian seperti tempat yang penulis kaji yaitu Jabatan Kehakiman Syariah Terengganu dan Mahkamah Syariah Wilayah Persekutuan Kuala Lumpur melalui dengan wawancara dan juga membaca kasus-kasus yang telah selesai dikerjakan. Kemudian mengolah data tersebut dan dituangkan dalam bentuk tertulis. Adapun sumber data yang digunakan ada primer dan sekunder, sumber data primer yaitu sumber data yang diperoleh dari lapangan yaitu Hakim Jabatan Kehakiman Syariah Terengganu dan Mahkamah Syariah Wilayah Persekutuan Kuala Lumpur dan sumber data sekunder yaitu data yang sudah tersedia di perpustakaan atau buku-buku, artikel, majalah, portal website yang rasmi dan kamus sesuai dengan masalah yang diteliti. Kesimpulan dari penelitian ini yaitu putusan hakim di Jabatan Kehakiman Syariah Terengganu adalah boleh dinasabkan kepada nama bapanya sekiranya perkiraan dari tanggal akad nikah sehingga tanggal lahir anak melebihi 6 bulan 2 lahzoh dan sekiranya perkiraan kurang dari 6 bulan 2 lahzoh boleh dinasabkan kepada nama bapanya akan tetapi tidak boleh diwalikan sekiranya anak itu perempuan dan tidak boleh saling dipusakai harta. Karena untuk menjaga nama baik keluarga dan mengelakkan daripada dipandang buruk oleh masyarakat sekiranya mengetahui bahwa sebenarnya anak tersebut adalah anak yang tidak sah taraf sama ada disisi undang-undang atau di pandangan Hukum Syara‘. Sedangkan putusan hakim di Mahkamah Syariah Wilayah Persekutuan Kuala Lumpur adalah sekiranya melebihi 6 bulan 2 lahzoh, maka anak tersebut boleh dinasabkan kepada bapanya, akan tetapi sekiranya kurang dari 6 bulan 2 lahzoh, anak tersebut tidak boleh dinasabkan kepada bapanya dan anak itu disebut sebagai ‗Anak Tidak Sah Taraf‘. Karena untuk memberi kesadaran kepada masyarakat bahwa kasus seperti ini tidak lah kecil dan memberi impak yang begitu besar pada pandangan agama, undang-undang dan masyarakat sekeliling. Dengan adanya putusan hakim ini diharapkan umat muslim dapat memahami arti pernikahan dan tidak menganggap yang mudah itu sentiasa mudah dan yang susah itu sentiasa susah. Kata kunci : Pernikahan, Anak, Nasab

Item Type: Thesis (Skripsi)
Subjects: 000 Karya Umum
Divisions: Fakultas Syariah dan Hukum > Perbandingan Mazhab dan Hukum
Depositing User: fasih -
Date Deposited: 07 Jul 2023 01:51
Last Modified: 07 Jul 2023 01:51
URI: http://repository.uin-suska.ac.id/id/eprint/72497

Actions (login required)

View Item View Item