Search for collections on Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau Repository

PUASA SUNAT PADA HARI SABTUMENURUT PANDANGAN ABU ABDILLAH MUHAMMAD BIN IDRIS ASY-SYAFI’I DAN MUHAMMAD NASHIRUDDIN AL-ALBANI

Yoyon Sutanto (2015) PUASA SUNAT PADA HARI SABTUMENURUT PANDANGAN ABU ABDILLAH MUHAMMAD BIN IDRIS ASY-SYAFI’I DAN MUHAMMAD NASHIRUDDIN AL-ALBANI. Skripsi thesis, Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.

[img]
Preview
Text
FM.pdf

Download (233kB) | Preview
[img]
Preview
Text
BAB I.pdf

Download (144kB) | Preview
[img]
Preview
Text
BAB II.pdf

Download (88kB) | Preview
[img]
Preview
Text
BAB III.pdf

Download (331kB) | Preview
[img] Text
BAB IV.pdf
Restricted to Registered users only

Download (261kB)
[img]
Preview
Text
BAB V.pdf

Download (19kB) | Preview
[img]
Preview
Text
EM.pdf

Download (41kB) | Preview

Abstract

Skripsi ini berjudul: PUASA SUNAT PADA HARI SABTU MENURUT PANDANGAN ABU ABDILLAH MUHAMMAD BIN IDRIS ASY-SYAFI’I DAN MUHAMMAD NASHIRUDDIN AL-ALBANI. Adapun latar belakang permasalahan dalam penelitian ini adalah apa yang menyebabkan terjadinya perbedaan pendapat tentang puasa sunah pada hari Sabtu itu, Syaikh Nashiruddin Al-Alb ny rahimahull hu berpendapat bahwa puasa sunat pada hari Sabtu hukumnya haram secara mutlak, sedangkan Imam Syafi’i rohimahullahu berpendapat bahwa puasa sunat pada hari Sabtu hukumnya makruh. Kondisi ini menimbulkan pertanyaan bagaimana pandangan Abu Abdillah Muhammad bin Idris Asy-Syafi’i dan Muhammad Nashiruddin Al-Albani tentang hukum puasa sunat pada hari Sabtu dan bagaimana metode istinbath hukum yang digunakan Abu Abdillah Muhammad bin Idris Asy-Syafi’i dan Muhammad Nashiruddin Al-Albani. Sedangkan yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana pandangan Abu Abdillah Muhammad bin Idris Asy-Syafi’i dan Muhammad Nashiruddin Al-Albani tentang hukum puasa sunat pada hari Sabtu dan bagaimana metode istinbath hukum yang digunakan Abu Abdillah Muhammad bin Idris Asy-Syafi’i dan Muhammad Nashiruddin Al-Albani. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pandangan Abu Abdillah Muhammad bin Idris Asy-Syafi’i dan Muhammad Nashiruddin Al-Albani tentang hukum puasa sunah pada hari Sabtu dan untuk mengetahui bagaimana metode istinbath hukum yang digunakan Abu Abdillah Muhammad bin Idris Asy-Syafi’i dan Muhammad Nashiruddin Al- Albani. Adapun metode yang digunakan dalam pengumpulan data adalah library research. Sebagai data primer yaitu data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh peneliti secara langsung dari sumber datanya. Data primer disebut juga sebagai data asli atau data baru yang memiliki sifat up to date, Data ini bersumber dari kitab-kitab karya kedua ulama tersebut, yaitu Abu Abdillah Muhammad bin Idris Asy- Syafi’i Kitab Al-Umm, Mazhab Imam Asy-Syafi’i Fi al-Ibadat Wa Adillatihah , Al-Majmu’ Syarhul Muhadzab, Nashiruddin Albani Tamam al-Minnah Fi Ta’liq ‘Ala Fiqh Sunnah, Irwa’ al-Ghalil, Tuntunan Fiqh Islam Syaikh Albani dan data sekunder yaitu data yang mendukung dan memperkuat data primer, selanjutnya dilakukan proses analisa dan interpretasi terhadap data-data tersebut sesuai dengan tujuan penelitian. Data ini bersumber dari lliteratur-literatur yang ada hubungannya dengan masalah yang dibahas. Antara lain adalah Sunan Abu Daud, Sunan al-Tirmidzi, Sunan Ibnu Majah, Musnad Ahmad bin Hanbal dan Sunan al-Dārimi, al-Qur‘an al-Karīm, kitab Fiqh Islam Wa Adillatuhu karya Wahbah Az-Zuhaili, Jarh wa Ta‘dil, karya Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah, Iqtidha’u Shirathil Mustaqim Mukhalafata ashhabil Jamil, karya Imam al-Hafiz Syihabuddin Ahmad Ibn Ali Ibn Hajar al-Asqalāni dan lain-lain. Setelah data terkumpul, maka penulis menganalisis data dengan metode analisis data komparatif, sedangkan metode yang digunakan adalah metode induktif, deduktif, dan komparatif. Adapun hasil dari penelitian ini adalah Imam Abu Abdillah Muhammad bin Idris Asy-Syafi’i menghukumi makruh berpuasa sunat pada hari Sabtu, jika ia tidak mengkhususkannya dengan keyakinan bahwa ia memiliki keistimewaan. Akan tetapi jika berpuasa sunat pada hari Sabtu itu karena mengistimewakan hari Sabtu maka ia dihukumi haram. Pendapat ini muncul karena Imam Syafi’i mengkompromikan antara kelompok hadits yang melarang dan yang membolehkan.Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Albani menghukumi haram secara mutlak berpuasa pada hari Sabtu. Hadits At-Tirmidzi shahih dan hadits Juwairiyah, Ummu Salamah, Abu Hurairah tidak kuat untuk digunakan sebagai pengkontradiksi hadits larangan. Karena tujuan yang diperoleh dari ketiga hadits tersebut adalah kebolehan berpuasa hari Sabtu, jika disertai puasa hari Jum’at dan kebolehan ini adalah sebagai penyerta, tidak berdiri sendiri. Kedua ulama tersebut sama-sama menggunakan metode bayani. Dikarenakan adanya dua kelompok hadits yang mukhtalif, yaitu: hadits yang melarang berpuasa pada hari Sabtu dan hadits yang membolehkan berpuasa pada hari Sabtu, Maka mereka berbeda cara pandang dalam menilai hadits tersebut. Imam Syafi’i menggunakan al-jam’u wa at-taufiq dan Syaikh Albani menggunakan tarjih bain al-Nushush.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Subjects: 200 Agama > 290 Agama Selain Kristen > 297 Islam > 297.8 Sekte-sekte dalam Islam
Divisions: Fakultas Syariah dan Hukum > Perbandingan Mazhab dan Hukum
Depositing User: eva sartika
Date Deposited: 12 Sep 2016 18:25
Last Modified: 12 Sep 2016 18:25
URI: http://repository.uin-suska.ac.id/id/eprint/7218

Actions (login required)

View Item View Item