Search for collections on Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau Repository

NAFKAH ISTRI YANG DITALAK MENURUT IMAM MALIKI DAN IMAM SYAFI’I

WAN AHMAD BADRUDDUJA BIN WAN MOHD BAHARUDDIN, - (2023) NAFKAH ISTRI YANG DITALAK MENURUT IMAM MALIKI DAN IMAM SYAFI’I. Skripsi thesis, UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM.

[img] Text (BAB IV)
BAB IV.pdf - Published Version
Restricted to Repository staff only

Download (1MB)
[img]
Preview
Text
SKRIPSI WAN AHMAD BADRUDDUJA BIN WAN MOHD BAHARUDDIN.pdf

Download (4MB) | Preview

Abstract

ABSTRAK Wan Ahmad Badrudduja BinWan Mohd Baharuddin: Nafkah Istri yang di Talak Menurut Imam Maliki dan Imam Syafi’i. Dalam penulisan skripsi ini, dilatarbelakangi oleh dua orang tokoh yang berpengaruh yaitu Imam Malik dan Imam Syafi’i yang mempunyai pandangan berbeda mengenai Mut‟ah Isteri yang Ditalak. Penulis mengambil pokok permasalahan sebagai berikut: Pertama, bagaimana pendapat Imam Malik dan Imam Syafi’i mengenai dalilnya. Kedua, bagaimana metode istinbath yang digunakan oleh Imam Malik dan Imam Syafie mengenai mut’ah isteri yang ditalak. Ketiga, bagaimana analisis fiqh muqaranah antara Imam Malik dan Imam Syafi’i serta dalilnya. Jenis penelitian ini adalah penelitian Hukum Islam normatif yang dilakukan dengan menggunakan metode library research, yaitu dengan mengambil dan membaca serta menelaah literatur-literatur yang berhubungan dengan penelitian ini. Pendekatan yang penulis gunakan dalam penulisan ini adalah dengan menelaah konsep-konsep atau teori-teori yang dikemukakan oleh Imam Malik dan Imam Syafi’i.Seterusnya menggunakan pendekatan perbandingan hukum,yaitu dengan membandingkan pendapat Imam Malik dan Imam Syafi’i mengenai mut’ah istri yang ditalak. Penulis berusaha memaparkan perbandingan dua pendapat yang berpengaruh yaitu Iman Malik dan Imam Syafi’i yang mempunyai pendapat yang berbeda tentang Mut’ah Isteri yang ditalak, hasil kajian adalah Imam Malik berpendapat bahwa Mut’ah merupakan hak wanita yang ditalak belum digauli serta maharnya belum ditetapkan dan disunnahkan kepada semua wanita yang ditalak. Manakala Imam Syafi’i pula berpendapat Mut’ah adalah wajib diberikan kepada mantan istri yang diceraikan ,baik yang sudah digauli maupun belum, kecuali wanita yang diceraikan sebelum digauli dan maharnya telah ditetapkan, maka dia hanya cukup mendapatkan setengah bagian mahar. Kata kunci: Imam Maliki, Imam Syafi’i Nafkah Isteri Yang Ditalak

Item Type: Thesis (Skripsi)
Subjects: 000 Karya Umum
Divisions: Fakultas Syariah dan Hukum > Perbandingan Mazhab dan Hukum
Depositing User: fasih -
Date Deposited: 23 Jun 2023 07:21
Last Modified: 23 Jun 2023 07:21
URI: http://repository.uin-suska.ac.id/id/eprint/72051

Actions (login required)

View Item View Item