Search for collections on Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau Repository

KEDUDUKAN WARISAN ANAK DARI PERNIKAHAN FASAKH MENURUT WAHBAH AL-ZUHAILI

INDIYANI, - (2023) KEDUDUKAN WARISAN ANAK DARI PERNIKAHAN FASAKH MENURUT WAHBAH AL-ZUHAILI. Skripsi thesis, UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU.

[img] Text (BAB IV)
BAB IV.pdf - Published Version
Restricted to Repository staff only

Download (886kB)
[img]
Preview
Text
SKRIPSI INDIYANI.pdf

Download (3MB) | Preview

Abstract

ABSTRAK Indiyani (2023): Kedudukan Warisan Anak Dari Pernikahan Fasakh Menurut Wahbah Al-Zuhaili. Dalam keadaan tertentu terdapat hal-hal yang menghendaki putusnya perkawinan, seperti yang terjadi dalam pembatalan perkawinan (fasakh). Permasalahan yang muncul ketika terjadi pernikahan fasakh dalam segi perbuatan sehingga menyebabkan lahirnya seorang anak bagaimana dampak pada anaknya, yaitu seperti halnya status seorang anak tersebut. Pokok masalah pada penelitian ini adalah bagaimanakah Kedudukan Warisan Anak Dari Pernikahan Fasakh Menurut Wahbah Al-Zuhaili. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan memahami hak waris anak hasil pernikahan fasakh menurut Wahbah Al-Zuhaili. Jenis penelitian ini adalah kualitatif dengan melakukan kajian library research, data dikumpulkan dengan menggunakan data pustaka berupa buku-buku sebagai sumber datanya. Teknik pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan normatif dan pendekatan syar’i. Penelitian ini dalam dua kosentrasi yaitu pendapat Ulama Wahbah Al-Zuhaili terhadap konsep pernikahan fasakah dan implikasi pernikahan fasakh terhadap kewarisan? Berdasarkan hasil penelitian yang didapat dalam penulisan skripsi ini dapat disimpulkan bahwa menurut Wahbah Al-Zuhaili pernikahan fasakh adalah pernikahan yang tidak sempurna syarat dan rukunnya dan terdapat cacat setelah terlaksana. Hukum pernikahan batal bahwa pernikahan yang tidak mengakibatkan konsekuensi apaun dari pengaruh pernikahan yang sah, pernikahan fasakh tidak mempunyai status hukum sebelum terjadinya hubungan intim. Maka dalam pernikahan fasakh terjadinya hubungan intim bisa jadi setelah diketahui bahwa pernikahan itu adalah batal sehingga diketahui tidak halal berhubungan intim dalam masalah ini perbuatan ini dianggap perbuatan zina dan ia tidak berhak mewarisi ayah zinanya. Dan bisa jadi pula hubungan intim itu terjadi sebelum keduanya mengetahui bahwa akad nikah mereka adalah batal. Maka hal ini mereka melakukan hubungan intim dalam keadaan yakin bahwa hubungan itu adalah sah, jika senggema itu menghasilkan anak maka anak dinasabkan kepada anaknya dan ia berhak mewarisi harta ayah kandungnya. Kata Kunci: hak waris anak, pernikahan fasakh

Item Type: Thesis (Skripsi)
Subjects: 000 Karya Umum
Divisions: Fakultas Syariah dan Hukum > Hukum Keluarga (Ahwal Al-Syakhsiyah)
Depositing User: fasih -
Date Deposited: 20 Jun 2023 08:15
Last Modified: 20 Jun 2023 08:15
URI: http://repository.uin-suska.ac.id/id/eprint/71721

Actions (login required)

View Item View Item