Search for collections on Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau Repository

KONSEP POLITIK PLATO: KRITIK AL-FARABI

RIYAN FAUZI, - (2023) KONSEP POLITIK PLATO: KRITIK AL-FARABI. Skripsi thesis, Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.

[img]
Preview
Text
GABUNGAN SKRIPSI KECUALI BAB IV.pdf

Download (2MB) | Preview
[img] Text (BAB IV)
BAB IV PEMBAHASAN.pdf - Published Version
Restricted to Repository staff only

Download (2MB)

Abstract

Abstrak Manusia dikenal sebagai zon politicon (makhluk sosial) sehingga studi politik tidak pernah berhenti sepanjang zaman. Politik selalu berkembang dari zaman era Yunani kuno hingga saat sekarang. Salah seorang filosof pada zaman Yunani Kuno yaitu Plato mengungkapkan tentang politik ideal, yang kemudian pendapat ini dikritik oleh filosof muslim dari Timur yaitu Al-Farabi. Adapun pemikiran yang positif seperti pemikiran Plato dan Al-Farabi, sangat perlu dihadirkan kembali, konsep politik dan ideal pemikirannya untuk dapat memperbaiki sisitem politik di negara yang rusak. Dalam konsep Plato ia mengatakan bahwa politik diciptakan langsung atau dibentuk oleh manusia sendiri dan menurutnya bahwa seorang pemimpin negara haruslah seorang filsuf, namun pendapat ini dikritik langsung oleh Al-Farabi sebagai kepala negara tidak perlu seorang fulsuf saja melainkan seorang yang mampu untuk berbuat baik dan yang mampu untuk membentuk manusia dan negara yang bahagia didunia dan diakhirat berdasarkan atas wahyu yang diberikan. Berdasarkan latar belakang masalah tersebut dapat dirumuskan masalah, apa yang dimaksud dengan konsep politik Plato, dan bagaimana kritik al-Farabi terhadap konsep politik Plato? Melalui metode penelitian library research, dengan pendekatan filsafat, dan analisis isi (content analisys) secara kualitatif deskriptif, diketahui bahwa menurut Plato politik ideal adalah suatu komunitas etis untuk mencapai kebajikan. Adapun menurut Al-Farabi politik harus didasari usaha konsepsi bersama dari manusia untuk mencapai kebahagiaan (conception of collective efford and mankind) yang tertinggi, dengan pikiran, tindakan pribadi yang suci dan dengan kerjasama masyarakat harmoni serta semangat simpat. Pada hakikatnya politik adalah suatu keluarga, dimana mereka yang menjadi warganya menjunjung tinggi persaudaraan. Plato juga mengatakan bahwa politik memang diciptakan atau dibentuk oleh manusia. Terbentuknya politik dikarenakan adanya keinginan dan kebutuhan manusia yang tidak dapat terpenuhi secara perorangan. Satu hal yang penting politik haruslah menjadikan dirinya sebagai sistem pelayanan, sehingga eksistensi politik selalu dibutuhkan rakyatnya di segala zaman. Plato beranggapan bahwa seorang kepala negara haruslah seorang filsuf. Oleh sebab itu, sebelum seorang filsuf menjadi raja, atau seorang raja menjadi filsuf, maka kebahagiaan suatu negara tidak akan tercapai dan kesengsaraan dunia tidak akan berakhir. Pendapat ini dikritik oleh Al-Farabi dengan mengemukakan bahwa seorang kepala negara selain sebagai seorang filsuf, yang mengedepankan akal (idea), ia juga harus seorang yang arif dan bijaksana dalam berpikir serta bertindak berdasarkan Wahyu. Kata Kunci: Plato, Al-Farabi, Politik, Wahyu, Kebahagiaan

Item Type: Thesis (Skripsi)
Subjects: 000 Karya Umum
Divisions: Fakultas Ushuluddin > Aqidah dan Filsafat
Depositing User: fushu -
Date Deposited: 30 Jan 2023 00:44
Last Modified: 30 Jan 2023 00:44
URI: http://repository.uin-suska.ac.id/id/eprint/65995

Actions (login required)

View Item View Item