Fitria Muppida (2015) MAKNA TASBÎH DALAM AL-QUR’ÂN ( Suatu Kajian Tematik ). Skripsi thesis, Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.
|
Text
fm.pdf Download (185kB) | Preview |
|
|
Text
BAB 1.pdf Download (132kB) | Preview |
|
|
Text
BAB II.pdf Download (219kB) | Preview |
|
|
Text
BAB III.pdf Download (151kB) | Preview |
|
Text
BAB IV.pdf Restricted to Registered users only Download (45kB) |
||
|
Text
BAB V.pdf Download (35kB) | Preview |
|
|
Text
EM.pdf Download (24kB) | Preview |
Abstract
Skripsi yang berjudul “Makna TasbîhdalamAl-Qur’ân (Suatu Kajian Tematik)”. Pembahasan ini menjadi menarik karna salah satu fenomena alam dalam Al-Qur’ân bahwa seluruh jagat raya bertasbîh kepada Allâh Swt awal diciptakan sampai hari akhir nanti. Bagaimana bentuk tasbîh yang digunakan oleh makhluk-makhluk Allâh Swt? Kata tasbîh sering diulang di dalam Al-Qur’ân. Kata tasbîh diulang sebanyak 91 kali di dalam Al-Qur’ân. Dalam bentuk Madhi diulang sebanyak 4 kali, Mudhâri’ diulang sebanyak 22 kali, Masdar diulang sebanyak 45 kali. Metode yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah dengan metode Maudhu’i dan termasuk dalam jenis penelitian pustaka (library research) yaitu penelitian yang menitik beratkan pada literatur dengan cara menganalisis muatan isi dari literatur-literatur yang terkait dengan penelitian baik dari sumber data premier maupun sekunder. Data premier yang di sajikan adalah segala yang berkaitan langsung dengan pokok kajian. Sedangkan data sekundernya adalah berupa referensi-referensi yang secara tidak langsung terkait dengan tema tasbîh dalam Al-Qur’ân. Selain itu penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitis, yakni dengan menuturkan, menggambarkan dan mengklasifikasi secara objektif data yang dikaji sekaligus menginterpretasikan dan menganalisis data. Tasbîh adalah menyucikan Allâh Swt dari segala keburukan dan kekurangan yang tidak sesuai dengan keagungan, kemuliaan, kasih sayang, dan kekuasaan-Nya atas segala sesuatu. Semua makhluk diciptakan dengan naluri bertasbîh yang tidak dapat ditolak. Tiada waktu tanpa alunan tasbîh . Bahkan, andai alam raya berhenti bertasbîh , ia akan luluh lantak, lenyap dan binasa. Tasbîh makhluk kepada Allâh SWT memiliki tiga macam ungkapan, yaitu tasbîh sebagai ucapan lidah dan keyakinan hati, tasbîh sebagai tindakan anggota tubuh, dan tasbîh sebagai kepatuhan terhadap fitrah yang telah ditetapkan oleh Allâh Swt terhadap ciptaan-Nya, yaitu fitrah untuk bertasbîh kepada-Nya. Di akhir pembahasan ini dijelaskan bahwa manusia, para Nabi dan Rasul bertasbîh dengan lisânul maqâl dengan perbuatan yang disertai dengan niat. Malaikat bertasbîh dengan berkeliling di Arasy’sambil mengucapkan “alhamdulillâhirabbilâlamîn”, sedangkan gunung, burung dan guruh bertasbîh secara fitrah (ketundukan) terhadap Allâh Swt.
Item Type: | Thesis (Skripsi) |
---|---|
Subjects: | 200 Agama > 290 Agama Selain Kristen > 297 Islam > 297.1 Sumber-sumber Agama Islam, Kitab Suci Agama Islam > 297.1226 Tafsir Al-Qur'an, Ilmu Tafsir |
Divisions: | Fakultas Ushuluddin > Ilmu Alqur'an dan Tafsir |
Depositing User: | eva sartika |
Date Deposited: | 18 Aug 2016 10:19 |
Last Modified: | 18 Aug 2016 10:19 |
URI: | http://repository.uin-suska.ac.id/id/eprint/6315 |
Actions (login required)
View Item |