Search for collections on Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau Repository

DILALAH LAFADZ ASH-SHIRAT DALAM AL-QUR‟AN (Kajian Semantik Al-Qur‟an)

ZULKIFLI, - (2022) DILALAH LAFADZ ASH-SHIRAT DALAM AL-QUR‟AN (Kajian Semantik Al-Qur‟an). Skripsi thesis, UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU.

[img] Text (BAB IV)
BAB IV.pdf - Published Version
Restricted to Repository staff only

Download (945kB)
[img]
Preview
Text
SKRIPSI ZULKIFLI.pdf

Download (2MB) | Preview

Abstract

ABSTRAK Skripsi ini membahas “Dilalah Lafadz Ash- Ṣhirâṭ Dalam Al-Qur‟an (Kajian Semantik Dalam Al-Qur‟an)”. Setiap kata dalam Al-Qur‟an memiliki keistimewaan, tidak terkecuali dengan lafadz As- Ṣhirâṭ yang terdapat dalam Al- Qur‟an. Kata Ṣhirâṭ banyak ditemukan dalam berbagai bentuk di berbagai ayat dan surat dalam Al-Qur‟an. Kata Ṣhirâṭ terulang sebanyak 45 kali dalam Al- Qur‟an dengan maksud dan makna beragam. Terlebih di dalam Al-Qur‟an kata tersebut di beberapa ayat disebutkan berdampingan dalam satu ayat. Seperti satu kesatuan yang tak dapat dipisahkan, seperti ada maksud tertentu yang ingin disampaikan dalam Al-Qur‟an mengenai kata ini. Karena hal itulah, penulis tertarik meneliti makna kata Ṣhirâṭ dalam Al-Qur‟an. Dalam skripsi ini, penulis bertujuan untuk mengungkap makna dan konsep kata Ṣhirâṭ yang terkandung dalam Al-Qur‟an dengan jenis penelitian kualitatif. Di mana pengumpulan data yang digunakan adalah library research yang kemudian dianalisis secara deskriptif menggunakan analisis semantik. Semantik Al-Qur‟an menurut Toshihiko Izutsu adalah berusaha menyingkap pandangan dunia Al-Qur‟an melalui istilah kata kunci Al-Qur‟an. Maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah makna lafadz Ṣhirâṭ dalam Al-Qur‟an menurut mufassir dan menggali makna dasar dan makna relasional kata Ṣhirâṭ, kemudian menganalisis weltanschauung kata Ṣhirâṭ. Penelitian ini menghasilkan kesimpulan bahwa kata Ṣhirâṭ memiliki makna dasar menelan. serta memiliki kemiripan makna dengan kata al-Aziz al-Hamid, al-Ṣhirâṭ al-SAWi, Al-Tariq al-Mustaqim, dan Subul al- Salam. Kemudian terakhir weltanschauung Al-Qur‟an kata Ṣhirâṭ yaitu dengan ketauhidan manusia kepada Allah SWT semata kemudian diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari dalam bentuk ibadah. Yang mana inti dari lafadz tersebut adalah seorang muslim wajib menempuh jalan yang lurus dan benar (agama Islam) dan beribadah kepada Allah SWT. Beribadah dalam term ini maksudnya adalah menyembah kepada Allah SWT dan tidak diperbolehkan menyembah selain Allah SWT dan tujuannya sebagai jalan untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Kata Kunci : Dilalah, Shirâṭ, Semantik.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Subjects: 000 Karya Umum
Divisions: Fakultas Ushuluddin > Ilmu Alqur'an dan Tafsir
Depositing User: fushu -
Date Deposited: 03 Aug 2022 02:26
Last Modified: 03 Aug 2022 02:26
URI: http://repository.uin-suska.ac.id/id/eprint/63147

Actions (login required)

View Item View Item