Rendi Afri, Rendi (2022) PERJANJIAN PRA NIKAH (Perspektif Imam Syafi'i dan Ibnu Qudamah). Skripsi thesis, Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.
|
Text (SKRIPSI GABUNGAN)
SKRIPSI GABUNGAN.pdf Download (1MB) | Preview |
|
Text (BAB IV)
BAB IV.pdf - Published Version Restricted to Repository staff only Download (744kB) |
Abstract
Penelitian ini dilatar belakangi oleh adanya perbedaan pendapat antara Imam Asy-Syafi’i dan Ibnu Qudamah tentang Perjanjian Pra Nikah. Dalam penulisan skripsi ini penulis merumuskan permasalahan sebagai berikut: Pertama, bagaimana pendapat Imam Asy-Syafi’i dan Ibnu Qudamah tentang Perjanjian Pra Nikah. Kedua, Bagaimana dalil yang digunakan oleh Imam Asy-Syafi’i dan Ibnu Qudamah tentang Perjanjian Pra Nikah. Ketiga, bagaimana analisa dalil terhadap pendapat Imam Syafi'i dan Ibnu Qudamah mengenai Perjanjian Pra Nikah. Penelitian ini berbentuk studi kepustakaan (library research). Sumber yang dipakai meliputi sumber primer yaitu: kitab al-Umm karangan Imam Syafi’i dan kitab al-Mughni karangan Imam Ibnu Qudamah, dan sumber sekunder yaitu buku-buku terkait pembahasan pada penelitian. Pembahasan dan analisis menggunakan metode komperatif (perbandingan). Penulis berusaha memaparkan perbandingan dua pendapat yang berbeda yaitu Imam Asy-Syafi’i dan Ibnu Qudamah yang mempunyai pendapat yang berbeda tentang hukum Perjanjian Pra Nikah. Menurut Imam Asy-Syafi'i dalam kitab Al Umm: Seandainya seseorang menikahi gadis atau janda dengan perintahnya dengan mahar sebesar seribu dengan syarat istri boleh keluar dari rumah suami kapan saja dia ingin, atau dengan syarat suami tidak membawanya keluar dari negerinya, atau dengan syarat suami tidak boleh memadunya dengan istri lain, tidak mengambil selir bersamanya, atau syarat apapun yang ditetapkan istri terhadap suami, yang apabila akad nikah telah terjadi maka suami boleh melakukannya dan tidak memenuhi syarat itu bagi istrinya, maka pernikahan tetap berlaku sedangkan syaratnya batal. Menurut Ibnu Qudamah dalam kitab Al Mughni: Syarat tersebut harus dipenuhi karena manfaat dan faidahnya kembali kepada perempuan. Seperti: Jangan membawanya keluar dari rumahnya dan negerinya, atau jangan dibawa unfuk perjalan jauh, atau jangan menikah lagi (di madu). Semua hal yang disebutkan tadi harus dipenuhi oleh suami. Jika hal tersebut tidak dilaksanakan maka pernikahan mereka di fasakh. Menurut penulis ketika melihat akibat-akibat yang ditimbulkan ketika suami tidak memenuhi syarat-syarat yang diajukan oleh calon istri akan berakibat buruk, maka tindakan yang paling baik menurut penulis adalah mengikuti isi dari perjanjian pra nikah tersebut.
Item Type: | Thesis (Skripsi) |
---|---|
Subjects: | 000 Karya Umum |
Divisions: | Fakultas Syariah dan Hukum > Perbandingan Mazhab dan Hukum |
Depositing User: | fasih - |
Date Deposited: | 02 Aug 2022 07:29 |
Last Modified: | 02 Aug 2022 07:29 |
URI: | http://repository.uin-suska.ac.id/id/eprint/62944 |
Actions (login required)
View Item |