Search for collections on Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau Repository

KRITIK ABU ḤAMID MUḤAMMAD AL-GHAZĀLĪ TERHADAP PEMIKIRAN MU‘TAZILAḦ MENGENAI KETUHANAN

Rajes Ammar Zamani, Rajes (2022) KRITIK ABU ḤAMID MUḤAMMAD AL-GHAZĀLĪ TERHADAP PEMIKIRAN MU‘TAZILAḦ MENGENAI KETUHANAN. Skripsi thesis, Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.

[img]
Preview
Text (SKRIPSI GABUNGAN)
SKRIPSI GABUNGAN.pdf

Download (1MB) | Preview
[img] Text (BAB IV)
BAB IV.pdf - Published Version
Restricted to Repository staff only

Download (662kB)

Abstract

Mu‘tazilaḧ dengan pemikiran yang rasional dan filosofis menafikan sifat pada zat Allāh agar terhindar dari dualisme. Namun, al-Ghazālī mengatakan sebaliknya, bahwa Allāh memiliki sifat dan ini sejalan dengan aliran al-Asy‘ariyah. Dengan kemapanannya dalam disiplin ilmu kalam, ia menentang dan mengkritik pemikiran Mu‘tazilaḧ yang mengatakan bahwa Allāh tidak memiliki sifat. Padahal Mu‘tazilaḧ berjasa terhadap peradaban Islam yang membuat Islam mencapai masa keemasannya. Terdapat tiga pertanyaan penelitian yang menjadi rumusan masalah, yaitu: Pertama, bagaimana pemikiran Mu‘tazilaḧ mengenai zat dan perbuatan Allāh? Kemudian, bagaimana pemikiran al-Ghazālī tentang zat, sifat, dan perbuatan Allāh? Dan terakhir, mengapa al-Ghazālī mengkritik pemikiran Mu‘tazilaḧ? Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kepustakaan yang bersifat deskriptif-analisis. Mu‘tazilaḧ dengan kecakapan rasional dan filosofisnya mengatakan bahwa Allāh Maha Mengetahui dengan zat-Nya, Maha Mendengar dengan zat-Nya, dan seterusnya, yang bermakna bahwa tiada sifat bagi Allāh. Kemudian, aliran ini berpendapat bahwa segala keburukan yang diperbuat makhluk-Nya adalah ciptaan makhluk itu sendiri, bukan Allāh yang menciptakan, karena jika Allāh berbuat buruk maka akan mengakibatkan ketidakadilan pada-Nya. Oleh karena itu, mereka meyakini bahwa Allāh hanya melakukan yang baik saja, terutama bagi kemaslahatan ciptaan-Nya, tetapi Allāh tidak wajib untuk berbuat yang lebih baik bagi makhluk-Nya. Tentu saja hal ini dibantah al-Ghazālī, menurutnya Allāh Mahakuasa dengan qudrāh-Nya, Maha Berkehendak dengan irādah-Nya, dan Maha Mengetahui dengan ‘ilmu-Nya, yang semuanya yang tersebut di atas adalah sifat bagi Allāh. Sifat yang ada pada Allāh bukanlah pemberian dari makhluk-Nya, melainkan sifat-Nya telah ada bersamaan dengan zat-Nya. Kemudian, segala sesuatu yang bersifat baharu adalah makhluk-Nya, yang berarti semua yang ada di alam ini adalah ciptaan Allāh, termasuk perbuatan baik dan buruk yang dilakukan oleh makhluk-Nya. Selanjutnya, apapun perbuatan yang dilakukan makhluk-Nya, sesungguhnya Ia mengetahuinya dengan ‘ilmu-Nya, seperti, misalnya kelelawar yang tidur di dalam gelapnya gua.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Uncontrolled Keywords: Ketuhanan, Zat, Sifat, Perbuatan, Mu‘tazilaḧ, al-Ghazālī.
Subjects: 000 Karya Umum
Divisions: Fakultas Ushuluddin > Aqidah dan Filsafat
Depositing User: fushu -
Date Deposited: 26 Jul 2022 04:40
Last Modified: 26 Jul 2022 04:40
URI: http://repository.uin-suska.ac.id/id/eprint/62086

Actions (login required)

View Item View Item