Search for collections on Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau Repository

NAFS AL-LAWWAMAAH DALAM PERSPEKTIF BUYA HAMKA DAN IMAM AL-GHAZALI

Muhammad Amin, Amin (2022) NAFS AL-LAWWAMAAH DALAM PERSPEKTIF BUYA HAMKA DAN IMAM AL-GHAZALI. Skripsi thesis, Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.

[img]
Preview
Text (SKRIPSI GABUNGAN)
SKRIPSI GABUNGAN.pdf

Download (1MB) | Preview
[img] Text (BAB IV)
BAB IV..pdf - Published Version
Restricted to Repository staff only

Download (802kB)

Abstract

NAFS LAWWAMAH DALAM PERSPEKTIF BUYA HAMKA DAN IMAM AL-GHAZALI Nafsu lawwamah merupakan kekuatan psikis atau jiwa yang telah sadar menggunakan logikanya dan berpikir secara rasional dan melakukan insaf dan menyesal telah melakukan suatu tindakan yang tidak rasional dan bahkan tidak sesuai dengan aturan atau norma.. Dengan rumusan masalah : (1) Bagaimana perspektif Buya Hamka dan al-ghazali tentang nafs lawwamah, (2) Bagaimana cara mengendalikan Nafs Lawwamah? Untuk menjawab masalah diatas peneliti menggunakan jenis penelitian kepustakaan, kemudian menganalisa secara deskrispi berdasarkan penafsiran dari ayat yang berkaitan dengan Nafs menggunakan metode analisa muqarran / sumber primernya adalah kitab Tafsir al-Azhar, kitab tafsir al-kasysyaf dan data sekundernya meliputi buku, jurnal yang berkaitan dengan penelitian ini. Hasil dari penelitian : Penafsiran para mufassir seperti Hamka dan al-Ghzali. Dalam memahami ayat Nafs Lawwamah yang terkandung dalam surah Al-Qiyamah ayat 2 adalah suatu emosi yang tumbuh dari perasaan bersalah, akan apa yang telah dilakukannya serta celaan pada dirinya, atas apa yang telah terjadi Celaan individu pada diri dan penyesalannya, akan kesalahan yang telah dilakukannya adalah faktor penting dari pembentukan kepribadian manusia yang mampu mendorongnya untuk menjauhi segala perbuatan buruk yang berakhir pada penyesalan dan mencela diri sendiri. Jiwa yang menyesali ini akan terus meratapi kesalahan diri. Apabila berbuat keburukan ia persoalkan untuk terus berbuat kejahatan, begitu juga apabila berbuat kebaikan ia persoalkan kepada diri untuk terus berbuat yang baik. Demikian itu sifat nafs lawwamah yang senantiasa menyesali diri sendiri. Maka dari itu Allah subhanahu wataala bersumpah akan sifat itu di dalam al-Qur’an surah Al-Qiyamah Ayat 2. Adapun cara mengendalikan Nafs Lawwamah menurut Imam al-Ghazali dalam “Ikhtisar Ihya’ Ulumuddin” menyatakan hal yang bisa Mengendalikan dari nafs lawwamah adalah: (1) musyaratah (menentukan pensyaratan), (2) muraqabah (mengawasi perbuatan diri sendiri), (3) muhasabah (intropeksi diri), (4) mu’aqabah (menjatuhkan hukuman), (5) mujahadah (kesungguh-sungguhan) dan (5) mu’ayanah (mengoreksi sambil. mencela kesalahan).

Item Type: Thesis (Skripsi)
Uncontrolled Keywords: Nafs, Lawwamah dan al-Qur’an
Subjects: 000 Karya Umum
Divisions: Fakultas Ushuluddin > Ilmu Alqur'an dan Tafsir
Depositing User: fushu -
Date Deposited: 27 Jul 2022 02:41
Last Modified: 27 Jul 2022 02:41
URI: http://repository.uin-suska.ac.id/id/eprint/61465

Actions (login required)

View Item View Item