Search for collections on Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau Repository

TATHAYYUR DALAM PERSPEKTIF AL-QUR‟AN (KAJIAN TAFSIR TEMATIK)

Putri Solekah, - (2022) TATHAYYUR DALAM PERSPEKTIF AL-QUR‟AN (KAJIAN TAFSIR TEMATIK). Skripsi thesis, UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU.

[img] Text (BAB IV)
BAB IV.pdf - Published Version
Restricted to Repository staff only

Download (1MB)
[img]
Preview
Text
SKRIPSI PUTRI SOLEKAH.pdf

Download (3MB) | Preview

Abstract

ABSTRAK Tulisan berikut ini membahas konsep tathayyur dalam perspektif al-Qur‟an dengan menggunakan kajian tafsir tematik. Term tathayyur berasal dari akar kata Thara yang secara bahasa berarti terbang, burung. Penulis menelusuri ayat-ayat al-Qur‟an yang berbicara topik tathayyur, hasilnya menemukan bahwa dalam al-Qur‟an kata ini dengan berbagai derivasinya (isytiqaq) diulang sebanyak 28 kali yang tersebar dalam 28 ayat dan 17 surat. Dilihat dari segi struktur atau bentuk pengungkapan, term tathayyur yang tersebar di dalam al-Qur‟an tersebut setidaknya muncul dalam enam bentuk kata jadian (isytiqaq) yang masing-masing implikasi makna berbeda-beda. Penelitian ini membahas mengenai makna tathayyur dalam perspektif al-Qur‟an. Tathayyur secara bahasa adalah masdar dari kata tathayyara asal mulanya diambil dari kata atthayru (burung). Dahulu orang Arab jahiliyah mempercayai adanya hal-hal kejadian tertentu yang dapat menyebabkan atau mengundang sial, yang biasa disebut tathayyur. Apabila salah seorang dari mereka keluar untuk suatu urusan, jika dia melihat burung terbang kearah kanan, maka dia merasa optimis dan meneruskan urusannya. Dan jika dia melihat burung terbang kearah kiri, maka dia merasa pesimis dan mengurungkan niatnya. Terkadang salah seorang dari mereka mengusik burung yang sedang hinggap agar terbang untuk dijadikan pegangan dalam melakukan sesuatu atau tidak. Bahkan burung yang sedang terbang akan dijadikan sebagai patokan, seperti burung hantu, burung gagak, dan beberapa jenis burung lainnya. Agama Islam tidak pernah mengajarkan umatnya untuk meramalkan bernasib sial atau meramalkan keburukan, Islam memandang semua hari, bulan, dan tahun adalah waktu yang baik. Tidak ada hari yang membawa kesialan atau hari yang keramat, meskipun begitu, sebagian masyarakat masih berpegang teguh dengan kepercayaan leluhurnya yang percaya adanya hari-hari sial. Tathayyur juga disebutkan dalam al-Qur‟an dalam beberapa ayat yaitu Al-A‟raf ayat 131, Yaasin ayat 18-19, an-Naml ayat 47. Tujuan penelitian adalah mengkaji penafsiran ayat-ayat tentang tathayyur , fenomena tathayyur dalam perspektif Al-Qur‟an. Penelitian ini bersifat penelitian kepustakaan (library research) dan metodologi yang di gunakan dalam penelitian ini adalah studi tematik (maudhu‟i). Data-data yang terkait dengan studi ini dikumpulkan melalui studi pustaka dengan pendekatan analisis data kualitatif. Penelitian ini disajikan dengan teknis analisis deskriptif, yaitu dengan menjelaskan ayat-perayat yang berhubungan, dengan merujuk pada al-Qur‟an sebagai data primer dan buku-buku literatur yang berkaitan sebagai data sekunder. Adapun hasil penelitian ini adalah tathayyur adalah perkara yang terlarang dalam agama Islam, karena tathayyur menyebabkan rusaknya kemurnian tauhid seseorang. Seseorang yang melakukan tathayyur maka dia telah bertawakal dan menyandarkan hatinya kepada selain Allah, dan dia telah melakukan sebab yang pada hakikatnya tidak ada kaitan dan hubungannya sama sekali dengan keinginannya. Kata Kunci: Tathayyur, Al-Qur‟an

Item Type: Thesis (Skripsi)
Subjects: 200 Agama > 290 Agama Selain Kristen > 297 Islam > 297.1 Sumber-sumber Agama Islam, Kitab Suci Agama Islam > 297.1226 Tafsir Al-Qur'an, Ilmu Tafsir
Divisions: Fakultas Ushuluddin > Ilmu Alqur'an dan Tafsir
Depositing User: fushu -
Date Deposited: 11 Jul 2022 02:30
Last Modified: 11 Jul 2022 02:30
URI: http://repository.uin-suska.ac.id/id/eprint/61063

Actions (login required)

View Item View Item