Search for collections on Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau Repository

TRADISI UPACARA METI TANAHDI DESA BATURIJAL HULU KECAMATAN PERANAP KABUPATEN INDRAGIRI HULU DI TINJAU AQIDAH ISLAM

Wanda Setra (2015) TRADISI UPACARA METI TANAHDI DESA BATURIJAL HULU KECAMATAN PERANAP KABUPATEN INDRAGIRI HULU DI TINJAU AQIDAH ISLAM. Skripsi thesis, Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.

[img]
Preview
Text
FM.pdf

Download (261kB) | Preview
[img]
Preview
Text
BAB I.pdf

Download (53kB) | Preview
[img]
Preview
Text
BAB II.pdf

Download (66kB) | Preview
[img]
Preview
Text
BAB III.pdf

Download (77kB) | Preview
[img] Text
BAB IV.pdf
Restricted to Registered users only

Download (126kB)
[img]
Preview
Text
BAB V.pdf

Download (20kB) | Preview
[img]
Preview
Text
EM.pdf

Download (12kB) | Preview

Abstract

Dalam masyarakat Desa Baturijal Hulu, Tradisi Upacara Meti Tanah berkaitan erat dengan kehidupan sosial masyarakat, karena tradisi ini merupakan warisan leluhur atau nenek moyang mereka. Tradisi Upacara Meti Tanah ini bertujuan supaya tidak diganggu mahkluk halus dengan ritual tertentu. Upacara meti tanah ini dilakukan ketika rumah yang hendak dibangun dan ketika rumah sudah dibangun. Sebelum acara dimulai, orang yang punya rumah/keluarga menyiapkan pentawa lima, ayam, parang tua, sisa-sisa tempahan besi, kotoran angsa, kotoran kuda dan tempurung tua untuk digunakan dalam pelaksanaan upacara meti tanah. Setelah semua disiapkan, upacara meti tanah dimulai dan di pimpin oleh dukun di Desa Baturijal Hulu. Pertama dukun memotong pentawa lima di dalam wadah yang berisikan air kemudian mengumpulkan kotoran kuda, kotoran angsa, sisa-sisa tempahan besi, dan parang tua dimasukkan ke dalam tempurung. Setelah itu memotong ayam untuk diambil darahnya dan masukkan darah ayam ke dalam pentawa lima. Setelah memotong ayam, si dukun membacakan ayat-ayat suci Al-Qur’an dekat pentawa lima dan bahan-bahan yang terdapat didalam tempurung tua tersebut. Setelah memotong ayam, kemudian menanam bahan-bahan yang ada dalam tempurung tua di empat sudut rumah sesuai permintaan dukun. Terakhir, menyiramkan pentawa lima di sekeliling rumah. Hal ini bertujuan supaya orang yang menghuni dan orang yang mengerjakan rumah tidak diganggu mahkluk halus. Dari keterangan diatas, timbullah pertanyaan apa yang dimaksud dengan meti tanah dan bagaimana jika ditinjau dari aqidah Islam yang menjadi inti permasalahan skripsi ini. Untuk menjawab permasalahan tersebut, digunakan metode penelitian kualitatif dengan mengunakan alat pengumpul data seperti wawancara dan observasi langsung. Kesimpulan yang berhasil disusun adalah bahwa tradisi upacara meti tanah yang dilaksanakan di Desa Baturijal Hulu tersebut penyimpangan dengan aqidah Islam dalam mengartikan meti tanah dan pelaksanaannya. Saran penulis ditujukan terutama kepada ulama dan tokoh masyarakat agar dapat mengarahkan tradisi tersebut bagaimana yang sesuai dengan tuntutan syari’at dari aqidah Islam.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Subjects: 200 Agama > 290 Agama Selain Kristen > 297 Islam > 297.2 Teologi Islam, Aqaid dan Ilmu Kalam
Divisions: Fakultas Ushuluddin > Ilmu Aqidah
Depositing User: eva sartika
Date Deposited: 28 Jul 2016 08:01
Last Modified: 28 Jul 2016 08:01
URI: http://repository.uin-suska.ac.id/id/eprint/5824

Actions (login required)

View Item View Item