Search for collections on Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau Repository

PEKERJAAN RUMAH TANGGA SEBAGAI TUGAS SUAMI MENURUT IMAM NAWAWI (W. 676 H)

Muhammad Yusuf Sabili, Yusuf (2021) PEKERJAAN RUMAH TANGGA SEBAGAI TUGAS SUAMI MENURUT IMAM NAWAWI (W. 676 H). Thesis thesis, Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.

[img]
Preview
Text (TESIS GABUNGAN)
TESIS GABUNGAN.pdf

Download (4MB) | Preview
[img] Text (BAB IV)
BAB IV.pdf - Published Version
Restricted to Repository staff only

Download (957kB)

Abstract

Pembagian peran dalam kehidupan rumah tangga,bahwa laki-laki aktivitasnya lebih banyak diluar sedangkan perempuan aktivitasnya di dalam rumah. Seorang isteri wajib untuk melayani suaminya terutama dalam urusan pekerjaan rumah tangga. Pelayanan seorang istri kepada suaminya adalah sesuatu yang lumrah, seperti isteri memasak untuk suami, mencuci baju, dan pekerjaan yang sejenis. Namun ulama berbeda pendapat dalam masalah ini, salah satunya adalah imam Nawawi. Imam Nawawi berpendapat bahwa isteri tidak wajib mengerjakan pekerjaan rumah tangga, justru itu adalah kewajiban suaminya. Jika isteri menolak mengerjakannya maka isteri tidak berdosa. Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana pendapat imam Nawawi tentang pekerjaan rumah tangga sebagai tugas suami, apa dalil imam Nawawi, dan bagaimana relevansinya dengan hukum keluarga di Indonesia. Jenis penelitian ini adalah penelitian pustaka (library research) dengan menelusuri kitab-kitab klasik juga kontemporer serta buku“penunjang lainnya. Sumber data primer diambil dari kitab Majmu’ Syarah al-Muhadzdzab. Metode Pengumpulan data penelitian ini adalah mencari literatur yang berkaitan dengan masalah, memilih, lalu menyimpulkan. Data yang sudah dikumpulkan kemudian dianalisis dengan metode content analysis. Adapun kesimpulan yang penulis dapatkan: Pertama, imam Nawawi dalam kitab Majmu’ Syarah al-Muhadzdzab dan kitabnya yang lain menyebutkan bahwa pekerjaan rumah tangga bukanlah tugas isteri, akan tetapi itu adalah kewajiban suami. Kedua, imam Nawawi berdalil dengan Surah an-Nisaa’ ayat 19 “Dan bergaullah dengan mereka secara patut” Imam Nawawi mengatakan bahwa diantara bentuk pergaulan suami kepada isterinya secara patut adalah menghadirkan pembantu yang bisa melayaninya. Kemudian imam Nawawi dalam memahami hadits Asma’ binti Abu Bakar bahwa tindakan Asma’ binti Abu Bakar yang melayani Zubair merupakan bentuk akhlak mulia seorang isteri pada suaminya. Perbuatannya itu tidak mengandung kewajiban. Ketiga, pendapat Imam Nawawi sangat relevan dengan kondisi keluarga kekinian, khususnya pada kalangan keluarga yang suami isteri sama-sama bekerja mencari nafkah. Dengan kesibukan mereka bekerja di luar rumah, maka suami isteri tidak memungkinkan untuk mengerjakan pekerjaan rumah tangga mereka. Maka solusinya adalah kembali pada pendapat Imam Nawawi, yaitu suami menyediakan jasa pembantu rumah tangga di rumahnya. Bagi keluarga yang isteri tidak bekerja, maka hendaknya pembagian tugas pekerjaan rumah tangga mengikut adat kebiasaan yang sudah biasa dilakukan di daerah itu.

Item Type: Thesis (Thesis)
Uncontrolled Keywords: Pekerjaan Rumah Tangga, Suami, Imam Nawawi
Subjects: 000 Karya Umum
Divisions: Program Pascasarjana > S2 > Hukum Keluarga
Depositing User: pps -
Date Deposited: 23 Nov 2021 03:35
Last Modified: 23 Nov 2021 03:35
URI: http://repository.uin-suska.ac.id/id/eprint/56032

Actions (login required)

View Item View Item