HARDIANSYAH, - (2021) KONSEP KHUDI MUHAMMAD IQBAL DAN RELEVANSINYA TERHADAP DISKURSUS MANUSIA MODERN. Skripsi thesis, Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.
|
Text
GABUNGAN KECUALI BAB IV.pdf Download (2MB) | Preview |
|
Text (BAB IV)
BAB IV.pdf - Published Version Restricted to Repository staff only Download (2MB) |
Abstract
KONSEP KHUDI MUHAMMAD IQBAL DAN RELEVANSINYA TERHADAP DISKURSUS MANUSIA MODERN Email: Hardian.syah0597@gmil.com Abstrak: Muhammd Iqbal merupakan salah seorang tokoh yang terkemuka. Ia sangat di kenal dengan konsep manusia merdekannya yaitu Khudi. Merupakan suatu hal yang sangat penting dalam konstelasi pemikiran Iqbal. Khudi adalah bagaimana menjadi manusia merdeka, manusia merupakan tuan bagi dirinya. Bermakna, setiap perbuatan yang dilakukan haruslah dilandasi atas kesadaran diri. Mengamati uraian prinsip dasar khudi dapat di pahami bahwa khudi tampak kuat mengusung pentingnya otentitas manusia sebagai individu. Dengan kata lain, konsep khudi menyeru kepada setiap manusia untuk menjadi diri yang otentik. Kemudian pembasan tenang khudi tidak terlepas dari pemaknaan Iqbal terhadap Khuda yang merupakan gagasan Iqbal tentang Tuhan sebagai ego, yang mengandung pengertian bahwa dia adalah suatu Diri, yang dengan begitu dapat juga di sebut sebagai individu. Kemudain diskursus tentang manusia modern, Dimana Manusia Modern telah kehilangan jati diri siapakah ia sebenarnya. Selanjutnya Pemikiran modern dapat dipahami sebagai suatu pemberontakan terhadap alam pikir abad pertengahan. Sejarah filsafat modern. Hal tersebut menjadi perbincangan hangat oleh beberapa tokoh filsafat modern. Bergson misalnya, ia mengatakan bahwa manusia modern cenderung lebih mengutakan hal-hal yang berkaitan dengan akal dan panca indera. Manusia modern tidak percaya dengan hal-hal yang berbau metafisika dan nilai-nilai ketuhanan. Ini membut manusia modern menjadi gersang akan nilai-nilai spiritual. Selanjutnya, Nietzsche yang terkenal dengan “Tuhan telah mati” kalimat tersebut terus saja terngiang dalam ingatan jika mendengar namanya. Walaupun sebenarnya teriakan tersebut bukanlah bentuk pembuktian bahwa Tuhan telah tiada. Akan tetapi teriakan terseut lebih kepada kritikan terhadap manusia modern yang menuhankan Ilmu pengetahuan, prinsip-prinsip logika, rasio dan kemajuan sain dan teknologi. Demikain pula dengan seyyed hossien nasr yang perdapat bahwa Manusia modern lebih memperhatiakan aspek luar dirinya. Akibatnya, manusia modern hidup di “pinggir lingkaran eksistensi”. Dengan kata lain, manusia mengnggap bahwa dirinya sebagai kekuatan yang dapat menyelesaikan persoalan-persoalan hidupnya. Manusia dipandang sebagai makhluk yang bebas independen dari Tuhan dan alam sehingga berakibat pada pemutusan nilia-nilai spiritual. Kata kunci: Muhammad Iqbal, Khuda, Khudi, Modern, Relevansi
Item Type: | Thesis (Skripsi) |
---|---|
Subjects: | 000 Karya Umum |
Divisions: | Fakultas Ushuluddin > Aqidah dan Filsafat |
Depositing User: | fushu - |
Date Deposited: | 16 Jul 2021 01:49 |
Last Modified: | 16 Jul 2021 01:49 |
URI: | http://repository.uin-suska.ac.id/id/eprint/51481 |
Actions (login required)
View Item |