Search for collections on Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau Repository

KETAATAN KEPADA PEMIMPIN MENURUT HADIS DALAM KITAB SHAHȊH AL-BUKHȂRIY

Muhammad Thaib, MT (2021) KETAATAN KEPADA PEMIMPIN MENURUT HADIS DALAM KITAB SHAHȊH AL-BUKHȂRIY. Thesis thesis, UIN Suska Riau.

[img] Text
TESIS MUHAMAD THAIB IV ok.pdf - Published Version
Restricted to Repository staff only

Download (4MB)
[img]
Preview
Text
TESIS MUHAMAD THAIB.pdf

Download (4MB) | Preview

Abstract

Pemimpin mempunyai peran dan tugas yang sangat besar, di mana peran dan tugas ini berhubungan dengan kehidupan dan kepentingan orang banyak, dunia, dan agama. Tanpa adanya sosok pemimpin, maka tatanan kehidupan di masyarakat akan menjadi kacau. Pemimpin dalam hadis-hadis kitab Shahîh alBukhâriy disebutkan dengan menggunakan kata khalîfah, imâm, amîr, sulthân, wâli, hâkim, dan râ’i. Namun dalam penelitian ini penulis membatasai pada kata khalîfah, imâm, amîr, dan sulthân. Dalam penelitian ini kita akan mengetahui tentang makna pemimpin menurut hadis dalam kitab Shahîh al-Bukhâriy, batasan taat kepada pemimpin, dan apa urgensi menaati pemimpin. Penelitian ini merupakan penelitian pustaka dengan pendekatan metode kualitatif yang bersifat deskriptif-analisis. Sumber data dalam penelitian ini adalah kitab Shahîh al-Bukhâriy karangan Muhammad bin Ismâ’îl al-Bukhâriy. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah dengan dokumen. Sedangkan analisis data bersifat induktif dan teknik yang dilakukan penulis adalah dengan menganalisa isi (content analysis) dari data-data yang terkumpul. Hasil dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa menurut hadis, khalîfah merupakan sebutan untuk orang yang menjadi pelayan rakyat dan dia juga seorang pemimpin agama dan pemimpin dunia. Dia adalah pemilik setiap elemen kekuasaan baik itu eksekutif, legislatif maupun yudikatif. Imam berarti panutan dan orang yang mengatur urusan dunia dan agama kaum muslimin. Amîr adalah seorang pemimpin di daerah provinsi yang merupakan perpanjangan tangan dari pemimpin tertinggi suatu negara. Sedangkan sulthân adalah pemilik setiap elemen kekuasaan baik itu eksekutif, legislatif maupun yudikatif. Berbeda dengan khalîfah, sulthân lebih bersifat otoriter dan berbagai keputusannya tidak dapat diganggu gugat oleh siapa pun. Ketaatan kepada pemimpin bukanlah ketaatan mutlak tanpa batas. Ia dibatasi dalam selain kemaksiatan kepada Allah dan Rasul-Nya. Selama pemimpin tidak memerintahkan untuk melakukan kemaksiatan, maka dia wajib ditaati. Ketika dia memerintahkan untuk kemaksiatan, maka tidak wajib ditaati. Namun demikian, tidak boleh keluar dari pemerintahannya dan melakukan pemberontakan terhadap pemimpin tersebut.

Item Type: Thesis (Thesis)
Subjects: 200 Agama > 290 Agama Selain Kristen > 297 Islam > 297.1 Sumber-sumber Agama Islam, Kitab Suci Agama Islam > 297.1226 Tafsir Al-Qur'an, Ilmu Tafsir
Divisions: Program Pascasarjana > S2 > Tafsir Hadist
Depositing User: pps -
Date Deposited: 05 Feb 2021 07:48
Last Modified: 08 Feb 2021 09:19
URI: http://repository.uin-suska.ac.id/id/eprint/38607

Actions (login required)

View Item View Item