Search for collections on Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau Repository

ANALISIS PENDAPAT IBNU QOYYIM AL - JAUZIYYAH TENTANG PERSETUJUAN ANAK GADIS DALAMPERKAWINAN

TITO HARTOTO (2013) ANALISIS PENDAPAT IBNU QOYYIM AL - JAUZIYYAH TENTANG PERSETUJUAN ANAK GADIS DALAMPERKAWINAN. Skripsi thesis, Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.

[img]
Preview
Text
2013_2013169AH.pdf

Download (437kB) | Preview

Abstract

Salah satu ketentuan yang diharapkan dapat membawa kepada tercapainya tujuan perkawinanadalah adanya persetujuan atau kebebasan anak gadis dalam menentukan calon suaminya. Ternyata di kalangan fuqaha’ terjadi perbedaan pendapat. Hal ini diindikasikan dengan terpecah mereka kepada dua kubu. Kubu pertama menyatakan bahwa persetujuan hukumnya hanya sekedar sunat, tanpa ada persetujuan pun, perkawinan tetap sah. Sedangkan kubu lain berpendapat persetujuan adalah sesuatu yang menentukan (wajib). Artinya apabila persetujuan tidak ada, maka perkawinan batal alias tidak sah. Pada golongan pertama termasuk Imam Syafi‘i yang mana pendapatnya diikuti mayoritas masyarakat Indonesia. Sedangkan di golongan kedua diikuti oleh Ibnu Qayyim Al-Jawziyyah yang juga merupakan salah satu tokoh besar dalam dunia Islam. Penelitian ini adalah penelitian kepustakaan (Library Research),dengan bahan hukum primer Kitab Zadul Ma‘ad, dan I’lam al - Muwaqqi’in dengan menggunakan metode deskripsi dan Metode Content Analisis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pendapat Ibnu Qayyim al - Jauziyah tentang persetujuan anak gadis dalam perkawinan bagaimana Metode Istinbath hukum yang digunakan Ibnu Qayyim al - Jauziyah tentang persetujuan anak gadis dalam perkawinan dan bagaimana analisis Pendapat Ibnu Qoyyim Al – Jauziyyah Tentang Persetujuan Anak Gadis Dalam Perkawinan. Berdasarkan metode yang digunakan akhirnya bisa dilihat bahwa akar dari perbedaan pendapat diantara Ibnu Qayyim Al-Jawziyyah dengan mayoritas fuqaha’ adalah karena Ibn Qayyim al-Jawziyyah menggunakan mantuq nas (makna eksplisit) yang dikuatkan dengan Qiyas dalam istinbat hukumnya. Sementara mayoritas fuqaha’ menggunakan mafhum 4 mukhalafah (makna implisit) dalam istinbat hukumnya yang dikuatkan dengan memakai ‘illat al-bikr. Penelitian yang dilakukan penyusun juga memberikan jawaban bahwa pendapat Ibnu Qayyim Al-Jawziyyah tersebut sejalan dengan perundangan yang berlaku di Indonesia.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Subjects: 200 Agama
Divisions: Fakultas Syariah dan Hukum > Hukum Keluarga (Ahwal Al-Syakhsiyah)
Depositing User: Surya Elhadi
Date Deposited: 20 May 2016 03:56
Last Modified: 09 Sep 2016 07:45
URI: http://repository.uin-suska.ac.id/id/eprint/3313

Actions (login required)

View Item View Item