Search for collections on Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau Repository

QADHA PUASA BAGI WANITA HAMIL DAN MENYUSUI MENURUT PENDAPAT IBN HAZM

MAHARANI (2013) QADHA PUASA BAGI WANITA HAMIL DAN MENYUSUI MENURUT PENDAPAT IBN HAZM. Skripsi thesis, Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.

[img]
Preview
Text
2013_2013128AH.pdf

Download (596kB) | Preview

Abstract

Skripsi yang berjudul “QADHA PUASA BAGI WANITA HAMIL DAN MENYUSUI MENURUT PENDAPAT IBN HAZM” ini ditulis berdasarkan latar belakang pendapat ulama, bahwa para ulama memberlakukan qadha dan fidyah bagi wanita hamil dan menyusui yang khawatir terhadap kesehatan diri nya dan janinnya, sementara menurut Ibn Hazm tidak ada qadha dan fidyah atas mereka. Dengan demikian dalam skripsi ini penulis menelusuri dan menganalisa bagaimana pendapat Ibn Hazm tentang qadha puasa bagi wanita hamil dan menyusui, serta alasan Ibn Hazm menetapkan ketidakwajiban mengqadha puasa bagi wanita hamil dan menyusui. Adapun tujuan dari penelitian ini penulis maksudkan untuk mengetahui pendapat Ibn Hazm tentang mengqadha puasa bagi wanita hamil dan menyusui, serta alasan Ibn Hazm menetapkan ketidakwajiban mengqadha puasa bagi wanita hamil dan menyusui. Penelitian ini berbentuk penelitian kepustakaan (Library Research) dengan menggunakan kitab Al-Muhalla sebagai rujukan primernya, sedangkan bahan sekundernya dalam tulisan ini adalah sejumlah literatur yang ada kaitannya dengan penelitian ini. Adapun metode analisa yang digunakan adalah content analisis. Hasil yang ditemukan dalam penelitian adalah, Ibn Hazm berpendapat wanita hamil dan menyusui yang sedang berpuasa khawatir terhadap anak yang dikandung dan disusuinya, maka ia wajib berbuka dan mereka tidak disuruh untuk mengqadha puasa dan membayar fidyah di hari-hari yang lain. Alasan Ibn Hazm berpendapat mengapa wanita hamil dan menyusui itu tidak wajib qadha, sebab menurutnya tidak ada satupun dalil yang mewajibkan hal tersebut. Dan menurutnya orang yang wajib mengqadha puasa hanya atas lima orang saja yakni: wanita haidh, wanita nifas dimana keduanya harus mengqadha hari-hari yang tidak berpuasa di dalam saat sedang haidh dan nifas, orang sakit, dan musafir yang melakukan perjalanan yang diperbolehkan melakukan shalat qashar kemudian orang yang muntah secara sengaja.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Subjects: 200 Agama
Divisions: Fakultas Syariah dan Hukum > Hukum Keluarga (Ahwal Al-Syakhsiyah)
Depositing User: Surya Elhadi
Date Deposited: 20 May 2016 03:54
Last Modified: 09 Sep 2016 02:27
URI: http://repository.uin-suska.ac.id/id/eprint/3303

Actions (login required)

View Item View Item