Search for collections on Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau Repository

TRADISI MANGITAKI PADA MASYARAKAT KECAMATAN DOLOK SIGOMPULON KABUPATEN PADANG LAWAS UTARA

ABDURRAHMAN RITONGA, - (2020) TRADISI MANGITAKI PADA MASYARAKAT KECAMATAN DOLOK SIGOMPULON KABUPATEN PADANG LAWAS UTARA. Skripsi thesis, UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU.

[img] Text
GABUNGAN TANPA BAB IV.pdf

Download (1MB)
[img] Text (BAB IV)
PEMBAHASAN.pdf - Published Version
Restricted to Repository staff only

Download (1MB)

Abstract

ABSTRAK Skripsi yang berjudul : Tradisi Mangitaki Pada Masyarakat Kecamatan Dolok Sigompulon Kabupaten Padang Lawas Utara Penelitian ini dilatarbelakangi oleh tradisi masyarakat kecamatan Dolok Sigompulon mengungkapkan rasa syukurnya dengan melaksanakan tradisi mangitaki. Tradisi mangitaki pada masyarakat kecamatan Dolok Sigompulon telah berlangsung secara turun temurun. Tradisi ini telah hidup di masyarakat sampai sekarang, disebut mangitaki karena pada prosesinya diberikan itak. Itak adalah tepung beras yang telah diadon, mangitak, membuat tepung menumbuk beras. Pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana tradisi mangitaki pada masyarakat kecamatan Dolok Sigompulon kabupaten Padang Lawas Utara dan bagaimana tinjauan aqidah Islam terhadap tradisi mangitaki tersebut. Sumber data penelitian ini adalah sumber data primer dengan teknik pengumpulan data wawancara kepada tokoh adat, pemuka agama dan tokoh masyarakat kecamatan Dolok Sigompulon serta peneliti melakukan langsung observasi lapangan. Penelitian ini merupakan penelitian lapangan yang dilaksanakan di kecamatan Dolok Sigompulon Kabupaten Padang Lawas Utara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Tradisi Mangitaki di Kecamatan Dolok Sigompulon adalah ungkapan rasa syukur dan terimakasih atas kebahagiaan yang dirasakan yang tujuannya untuk menghilangkan rasa was-was di dalam dada dan mendinginkan semua yang panas. Mangitaki ini menjadi setawar sedingin. Itak yang diberikan ke badan agar badannya sehat dan terhindar dari bahaya. Bisa juga berbentuk nyawa, barang dan mesin. Prosesi mangitaki bukan hanya ke barang-barang baru saja, barang yang sudah tua juga bisa diitaki. Tradisi mangitaki ini tidak diketahui kapan mulai mentradisi. Hampir seluruh responden menjawab “madung honok doon, torbit mau di dunia on ma adong on” artinya tradisi ini telah ada sejak kami lahir tradisi, sebagian lagi mengatakan tidak tahu dan hanya mengikut pendahulu. Adapun nilai-nilai dalam tradisi Mangitaki untuk menunjukkan rasa syukur dan terima kasih, sebagai bagian dari prosesi adat pernikahan serta demi membawa rezeki dan terhindar dari musibah. Ditinjau dari aqidah Islam tradisi mangitaki bukanlah tradisi yang menyalahi aqidah karena hanya ungkapan syukur atas nikmat yang Allah berikan.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Subjects: 200 Agama > 290 Agama Selain Kristen > 297 Islam > 297.4 Sufisme, Sufi
Divisions: Fakultas Ushuluddin > Aqidah dan Filsafat
Depositing User: fushu -
Date Deposited: 23 Dec 2020 07:21
Last Modified: 23 Dec 2020 07:21
URI: http://repository.uin-suska.ac.id/id/eprint/31293

Actions (login required)

View Item View Item