SARINI (2013) MAKNA JADAL DALAM AL-QUR’AN DAN IMPLEMENTASINYA TERHADAP PENYEBARAN DAKWAH (Suatu kajian tafsir maudu’iy). Skripsi thesis, Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.
|
Text
2013_201301TH.pdf Download (628kB) | Preview |
Abstract
Al- Qur’an adalah kitab yang tidak ada keraguan di dalamnya, merupakan kitab petunjuk yang jelas dan diturunkan dalam bahasa Arab. Al-Qur’an adalah kitab suci yang Allah turunkan kepada Nabi Muhammad Saw., yang dinukilkan secara mutawatir kepada kita, yang isinya memuat petunjuk bagi kebahagiaan kepada orang yang mempercayainya. Al- Qur’an adalah sebuah kitab yang ayat- ayatnya disusun dengan rapi serta dijelaskan secara terperinci, juga diturunkan dari sisi Allah yang Maha bijaksana lagi Maha teliti. Hal ini berarti seluruh rangkaian isinya benar-benar datang dari Allah Swt., Al-Qur’an menjadi pegangan dan pedoman bagi kita, khususnya umat Islam yang dapat menyelamatkannya di dunia dan akhirat. Skripsi ini ditulis dengan menggunakan metode tafsir maudhu’iy dengan judul “Makna Jadal Dalam Al-Qur’an dan Implementasinya Terhadap Penyebaran Dakwah” Penulis sengaja memilih tema ini karena dirasa sangat menarik dan penting untuk dikaji, kajian ini sangat sesuai dengan situasi pada saat ini karena penulis lihat masih ada diantara para juru dakwah yang menggunakan jadal dalam penyampaian dakwahnya sedangkan mereka tidak menggunakan dalil atau argument yang kuat yang dapat diterima oleh audiens (pendengarnya). Masalah utama yang hendak dikaji dalam penelitian ini adalah apa makna jadal dalam al-Qur’an, dan bagaimana penafsiran para Ulama tafsir tentang ayat-ayat jadal yang mengandung unsur dakwah tersebut, penulis melakukan “Library Reseach” dengan demikian penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penafsiran kata- kata jadal yang terdapat dalam al-Qur’an menurut ulama tafsir. Dari kajian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa jadal merupakan salah satu metode dalam menyampaikan dakwah. Jadal adalah suatu tindakan dengan cara bertukar fikiran yang tujuannya untuk menyatakan suatu hal yang dianggap benar dengan mengemukakan argument atau pendapat, agar pendapat kita tersebut bisa diterima pihak lawan bicara (pendengar). Seorang juru dakwah apabila dibantah oleh audien tentang suatu pesan yang disampaikannya, ia harus memberikan sanggahan (jawaban) terhadap bantahan tersebut, apabila masih dapat sanggahan lagi dari jawaban yang ia berikan, ia harus kembali memberikan jawaban dengan argumentasi yang lebih jelas, sehingga sampai pada suatu kebenaran. Bahkan jawaban yang diberikan dapat memuaskan orang umum.
Item Type: | Thesis (Skripsi) |
---|---|
Subjects: | 200 Agama |
Divisions: | Fakultas Ushuluddin > Ilmu Alqur'an dan Tafsir |
Depositing User: | Surya Elhadi |
Date Deposited: | 20 May 2016 03:37 |
Last Modified: | 09 Sep 2016 04:43 |
URI: | http://repository.uin-suska.ac.id/id/eprint/3017 |
Actions (login required)
View Item |