FADHLULLAH NURY, - (2020) FENOMENA ILHĀD DALAM PENAFSIRAN AL-QUR’ĀN TINJAUAN HISTORIS DAN KEKINIAN Studi Terhadap Tafsir bil Ra’yi al-Mazhmum. Skripsi thesis, UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU.
Text (BAB IV)
BAB IV.pdf - Published Version Restricted to Repository staff only Download (3MB) |
|
Text
FADHLULLAH NURY.pdf Download (3MB) |
Abstract
ABSTRAK Skripsi ini membahas mengenai Fenomena Ilhād dalam Penafsiran al-Qur’ān Tinjauan Historis dan Kekinian (Studi Terhadap Tafsir bil Ra’yi al-Mazhmum) merupakan kata yang dipakai dalam al-Qur’ān untuk menggambarkan tentang penyimpangan, asal (makna) ilhād dalam bahasa Arab adalah berpaling dari tujuan, dan (berbuat) menyimpang, aniaya dan menyeleweng. Di antara (contoh penggunaannya) adalah (kata) lahd (liang lahad) dalam kuburan, (dinamakan demikian) karena liang lahad tersebut menyimpang dari pertengahan kuburan ke arah kiblat dalam kamus Lughotul wa al-A’lam kata ilhād juga memiliki berbagai makna diantaranya, kufur, zhalim, meninggalkan sesuatu yang diperintahkan Allah. Penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan (library research) dan metodologi yang di gunakan dalam penelitian ini adalah metode tematik, yaitu dengan menjelaskan ayat dan surah yang berhubungan, dengan merujuk pada al-Qur’ān dan kitab tafsir klasik juga kontemporer sebagai data primer dan buku-buku literatur yang berkaitan sebagai data sekunder. Terdapat 6 ayat dalam al qur’an yang membahas tentang Ilhād diantaranya QS. Al-A’raf [7]: 180, QS. Al-Hajj [22]: 25, QS. Fusshilat [41]: 40, QS. An-Nahl [16]: 103, QS. Al-Kahfi [18]: 27, QS. Al-Jin [72]: 22. Penyelewengan yang termasuk ke dalam ilhād diantaranya penyelewengan terhadap asma’ wa sifat yaitu mengingkari sebagian dari nama-nama Allah, menjadikan nama-nama dan sifat-sifat Nya serupa dengan makhluk, menjadikan nama Allah untuk berhala dan mensifati Allah ta’ala dengan celaan. Kemudian fenomena Ilhād zaman sekarang yaitu memahami ayat-ayat al-Qur’ān (Ayat yang bercerita tentang perkawinan sesama jenis) bahwasanya boleh dan legal dalam homoseksual. Karena menurut pemahaman Musda Mulya yang dimaksudnya dalam firman Allah adalah perilaku seksualnya bukan penyuka sesama jenisnya, bentuk pelarangan orang Islam dalam beribadah (Pelarangan Muslim Uighur di daerah Makit). Pelarangan ini sama dengan yang terjadi pada zaman Nabi bahwa orang orang kafir Quraisy menghalang-halangi orang Muslim beribadah di Masjidil haram. Maka beberapa orang kafir di China melakukan pelarangan bahkan penyiksaan dalam upaya menghalang-halangi umat Islam Uighur dalam melakukan Ibadah dan juga penggunaan istilah non-muslim sebagi pengganti kafir dengan dalih toleransi antar umat beragama. Kata Kunci : Fenomena, ilhād, al-Qur’ān, Kekinian, Tafsir bil Ra’yi
Item Type: | Thesis (Skripsi) |
---|---|
Subjects: | 200 Agama > 290 Agama Selain Kristen > 297 Islam > 297.1 Sumber-sumber Agama Islam, Kitab Suci Agama Islam > 297.1226 Tafsir Al-Qur'an, Ilmu Tafsir 000 Karya Umum |
Divisions: | Fakultas Ushuluddin > Ilmu Alqur'an dan Tafsir |
Depositing User: | fushu - |
Date Deposited: | 10 Aug 2020 02:11 |
Last Modified: | 10 Aug 2020 02:12 |
URI: | http://repository.uin-suska.ac.id/id/eprint/29121 |
Actions (login required)
View Item |