Nur Aina Yasmin Binti Noor Azman, - (2020) STATUS HUKUM PERKAWINAN ISTERI YANG MEMILIKI SUAMI MAFQUD MENURUT IMAM HANAFI DAN IMAM MALIK. Skripsi thesis, Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.
Text
GABUNGAN SKRIPSI KECUALI BAB IV.pdf Download (2MB) |
|
Text (BAB IV)
BAB IV PEMBAHASAN.pdf - Published Version Restricted to Repository staff only Download (687kB) |
Abstract
ABSTRAK Nur Aina Yasmin Binti Noor Azman (2020): Status Hukum Perkawinan Isteri yang Memiliki suami Mafqud menurut Imam Hanafi Dan Imam Malik Dalam penulisan skripsi ini, dilatarbelakangi oleh dua orang tokoh yang berpengaruh yaitu Imam Hanafi dan Imam Malik yang mempunyai pandangan berbeda mengenai status hukum perkawinan yang memiliki suami mafqud. Penulis mengambil pokok permasalahan sebagai berikut: Pertama, bagaimana pendapat Imam Hanafi dan Imam Malik mengenai dalilnya. Kedua, bagaimana metode istinbath yang digunakan oleh Imam Hanafi dan Imam Malik mengenai status hukum perkawinan isteri yang memiliki suami mafqud. Ketiga, bagaimana analisis fiqh muqaranah antara Imam Hanafi dan Imam Malik serta dalilnya. Jenis penelitian ini adalah penelitian hukum islam normatif yang dilakukan dengan menggunakan metode library research, yaitu dengan mengambil dan membaca serta menelaah literatur-literatur yang berhubungan dengan penelitian ini karena semua data bersifat sekunder. Pendekatan yang penulis gunakan dalam penulisan ini adalah dengan menelaah konsep-konsep atau teori-teori yang dikemukakan oleh Imam Hanafi dan Imam Malik. Seterusnya menggunakan pendekatan perbandingan hukum, yaitu dengan membandingkan pendapat Imam Hanafi dan Imam Malik mengenai status hukum perkawinan isteri yang memiliki suami mafqud. Hasil kajian mendapatkan bahwa dalam masalah status hukum perkawinan isteri yang memiliki suami mafqud ini kedua tokoh tersebut sama-sama teguh dengan argumen masing-masing. Mereka menggunakan dalil yang berbeda yaitu hadis yang dipetik oleh Umar r.a dan Ali r.a dan dalam memahami metode istinbat adalah berbeda. Di sini, Imam Hanafi berpendapat bahwa status hukum perkawinan isteri yang memiliki suami mafqud ialah perkawinan isteri antara suami kedua terbatal dan dikembalikan kepada suami pertama (yang mafqud itu), beliau memahami dalil hadis yang berkaitan tentang isteri haruslah sabar menunggu sehingga mendapat berita akan kematian suaminya yang mafqud. Sedangkan Imam Hanafi berpendapat bahwa status hukum perkawinan isteri yang memiliki suami mafqud ini adalah isteri tetap milik suami kedua dan suami pertama tidak berhak keatasnya, karena dalil yang dikuatkan oleh hadis shahih yang diriwayatkan oleh Umar r.a dalam kitab al-Muwatha’. Setelah dikaji dan diteliti, maka penulis, maka penulis lebih cenderung memilih untuk menggunakan pendapat Imam Hanafi karena terdapat beberapa kebaikannya. Kata kunci: Imam Hanafi, Imam Maliki, Suami Mafqud, Status Perkahwinan Isteri Suami Mafqud
Item Type: | Thesis (Skripsi) |
---|---|
Subjects: | 200 Agama > 290 Agama Selain Kristen > 297 Islam |
Divisions: | Fakultas Syariah dan Hukum > Perbandingan Mazhab dan Hukum |
Depositing User: | fasih - |
Date Deposited: | 06 Aug 2020 01:36 |
Last Modified: | 06 Aug 2020 01:37 |
URI: | http://repository.uin-suska.ac.id/id/eprint/29025 |
Actions (login required)
View Item |