Yuli Usman (2017) Sistem Pemerintahan Kesultanan Gunung Sahilan 1905-1942. Disertasi thesis, Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.

	Text 1. 201760HK-S3COVER.pdf Download (18kB)
	Text 2.201760HK-S3 PENGESAHAN.pdf Download (46kB)
	Text 3. 201760HK-S3 ABSTRAK 3 BAHASA.pdf Download (77kB)
	Text 4. 201760HK-S3KATA PENGANTAR.pdf Download (10kB)
	Text 5. 201760HK-S3 DAFTAR ISI.pdf Download (12kB)
	Text 6. 201760HK-S3BAB I.pdf Download (116kB)
	Text 7. 201760HK-S3BAB II.pdf Download (727kB)
	Text 8. 201760HK-S3BAB III.pdf Download (39kB)
	Text 9. 201760HK-S3BAB IV.pdf Restricted to Registered users only Download (199kB)
	Text 10. 201760HK-S3BAB V.pdf Download (32kB)
	Text 11. DAFTAR PUSTAKA.pdf Download (45kB)

Abstract

Kesultanan Gunung Sahilan secara ilmiah historis baru tercatat pada masa Colonial Belanda, pada waktu itu Kesultanan Gunung Sahilan berada di bawah kekuasaan Sultan Abdul Jalil Yang Dipertuan Hitam pada tahun 1905. Pemerintahan diatur berdasarkan adat. Sultan adalah penguasa tertinggi di bidang politik, adat, agama, ekonomi dan budaya kesultanan ini terdiri dari atas lima kekhalifahan, kedudukan khalifah adalah pembantu sultan. Khalifah tidak duduk pada pusat pemerintahan Kesultanan Gunung Sahilan tetapi berkedudukan pada daerahnya masing-masing. Daerah kekuasaan Kesultanan Gunung Sahilan adalah mudiknya dari muara langgai (Rantau taras ) dan kehilirnya sampai Pangkalan yang dua (Pangkalan Kapas) di daerah Ludai sekarang dan berbatas dengan Sumatera Barat. Sultan berwenang mengangkat dan mengatur para khalifahnya untuk membantu Sultan dalam menjalankan birokrasi pemerintahan (Eksekutif )dan sebagai wakil sultan di daerah. Adapun para khalifah tersebut adalah terdiri dari Datuk besar Khalifah Kampar Kiri berkedudukan di Gunung Sahilan, Datuk Bendahara Khalifah Kuntu berkedudukan di Kuntu, Datuk Bendahara Khalifah Ujung Bukit berkedudukan di Ujung Bukit, Datuk Godang Khalifah Batu Sanggan berkedudukan di Batu Sanggan dan Datuk Meraja Besar Khalifah Ludai berkedudukan di Ludai Pemerintahan diatur berdasarkan adat, Sultan sebagai pemimpin pemerintahan dan juga pemimpin agama (syarak). Rumusan masalah : (1)Bagaimana stuktur Kesultanan Gunung Sahilan (1905-1942), (2)Apa syarat menjadi Sultan, (3 )Bagaimana proses pemilihan Sultan, (4)Bagaimana pola Pemerintahan Gunung Sahilan, (5 )Bagaimana Pemerintahan daerah, (6)Bagaimana sumber kekuasaan Sultan Gunung Sahilan, (7 )Apa wewenang Sultan Gunung Sahilan, (8 )Apa perundang-undangan Kesultanan Gunung Sahilan, (9)Bagaimana kerapatan Musyawarah Kesultanan Gunung Sahilan Tujuan Penelitian : (1) untuk mengetahui sistem Pemerintahan Kesultanan Gunung Sahilan yang terdiri dari; struktur Pemerintahan Kesultanan Gunung Sahilan, syarat menjadi Sultan, proses pemilihan Sultan, pola Pemerintahan Kesultanan Gunung Sahilan dan pemerintah daerah, sumber kekuasaan Sultan Gunung Sahilan, wewenang Sultan Gunung Sahilan, (2 ) untuk mengetahui perundang-undangan Kesultanan Gunung Sahilan dan (3 ) untuk mengetahui kerapatan musyawarah Kesultanan Gunung Sahilan. Sifat penelitian ini deskriptif kualitatif, yaitu melakukan penelitian analisis historis tentang berbagai data, fakta dan sumber sejarah yang terkait dengan Sistem Pemerintahan Kesultanan Gunung Sahilan (1905-1942). Oleh karena itu metode penelitian ini adalah metode dokumentasi, ini merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan terhadap dokumen dengan mempelajari dan menganalisis isi yang ada dalam dokumen tersebut. Dimaksudkan dengan dokumentasi ini adalah penelitian yang dilakukan terhadap informasi yang didokumentasikan dalam rekaman, baik gambar dalam suatu tulisan atau lain-lain bentuk yang biasa dikenal dengan analisis dokumen atau conten analisis. Hasil penelitian ini adalah bahwa Sistem Pemerintahan Kesultanan Gunung Sahilan adalah sama dengan Sistem Pemerintahan dalam Islam. Ini menandakan bahwa Kesultanan Gunung Sahilan adalah sesuai dengan syariat Islam dengan kata lain Kesultanan Gunung Sahilan ini adalah Kesultanan Islam di dunia Melayu

Actions (login required)

View Item