Search for collections on Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau Repository

ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN TRADISI HIDANGAN DULANG TINGGI DALAM WALIMATUL ‘URSY ADAT MINANGKABAU DI KENAGARIAN GUNUNG RAJO KECAMATAN BATIPUH KABUPATEN TANAH DATAR

Raudhatul Adhawiyah, - (2020) ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN TRADISI HIDANGAN DULANG TINGGI DALAM WALIMATUL ‘URSY ADAT MINANGKABAU DI KENAGARIAN GUNUNG RAJO KECAMATAN BATIPUH KABUPATEN TANAH DATAR. Skripsi thesis, UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU.

[img] Text (BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN)
11. hasil dan pembahawan.pdf - Published Version

Download (576kB)
[img] Text
SKRIPSI GABUNG TANPA BAB IV.pdf

Download (4MB)

Abstract

ABSTRAK Raudhatul Adhawiyah, 2020 : Analisis Hukum Islam Terhadap Pelaksanaan Tradisi Hidangan Dulang Tinggi Dalam Walimatul ‘Ursy Adat Minangkabau di Kenagarian Gunung Rajo Kecamatan Batipuh. Penelitian ini mengkaji tentang tradisi hidangan dulang tinggi dalam walimatul ‘ursy Adat Minangkabau di Kenagarian Gunung Rajo Kecamatan Batipuh Kabupaten Tanah Datar. Tradisi hidangan dulang tinggi adalah tradisi menghidangan makanan yang dilakukan oleh pihak perempuan maupun pihak laki-laki pada setiap masyarakat yang akan melangsungkan pernikahan di Kenagarian Gunung Rajo Kecamatan Batipuh Kabupaten Tanah Datar. Tradisi hidangan dulang tinggi ini menjadi salah satu proses yang diwajibkan agar pernikahan sempurna dilaksanakan. Pokok permasalahan dalam penelitian ini yaitu bagaimana pelaksanaan tradisi hidangan dulang tinggi dalam walimatul ‘ursy Adat Minangkabau di Kenagarian Gunung Rajo, serta bagaimana analisis hukum Islam terhadap tradisi hidangan dulang tinggi dalam walimatul ‘ursy Adat Minangkabau di Kenagarian Gunung Rajo. Tujuan dari penulisan skripsi ini adalah untuk mengetahui pelaksanaan tradisi hidangan dulang tinggi dalam walimatul ‘ursy Adat Minangkabau serta untuk mengetahui analisis hukum Islam terhadap pelaksanaan tradisi tersebut. Penelitian ini merupakan penelitian lapangan ( field research ) penelitian yang dilaksanakan dengan mengumpulkan data dan informasi yang langsung dari responden. Populasi penelitian ini berjumlah 60 orang yang terdiri dari 25 ninik mamak sekaligus sebagai pengurus KAN ( Kerapatan Adat Nagari ), 5 bundo kanduang, dan 30 orang masyarakat yang terlibat dalam melaksanakan tradisi hidangan dulang tinggi dalam walimatul ‘ursy Adat Minangkabau di Kenagarian Gunung Rajo Kecamatan Batipuh Kabupaten Tanah Datar, dengan teknik pengambilan sampel purposive sampling. Sedangkan yang menjadi sumber data pada penelitian ini ada dua, data primer yaitu berupa observasi, wawancara, kuisioner, dokumentasi dengan para tokoh adat serta masyarakat yang mengetahui tentang tradisi hidangan dulang tinggi, data sekunder yang bersumber dari literatur-literatur serta buku-buku yang berkaitan atau yang ada hubungan dengan masalah yang diteliti. Teknik analisa data mengunakan metode deskiriptif kualitatif serta mengunakan metode penulisan induktif, deduktif dan deskriptif. Berdasarkan hasil penelitian penulis menyimpulkan pelaksanaan tradisi hidangan dulang tinggi merupakan bagian dari proses baralek, yang mana proses pelaksanaannya dimulai dengan peminangan ( marambah jalan, manapiak bandua, mamutuih etongan, batimbang tando ), akad nikah, dan baralek atau walimatul ‘ursy. Dulang tinggi tersebut dihidangkan kepada bako, bundo kanduang atau istri penghulu. Isi dari dulang tinggi tersebut adalah randang, gulai bantai, dendeng, pangek, lauk rangsang, karadu luruih, gulai cubadak, jangek ketek, mie goreng lasa. Tujuan dari tradisi hidangan dulang tinggi tersebut adalah untuk menghargai bako, bundo kanduang atau istri penghulu. Dan juga untuk melestarikan tradisi yang ada di Kenagarian Gunung Rajo, terutama tradisi dulang tinggi. Dalam analisis hukum Islam, bahwa tradisi hidangan dulang tinggi merupakan bagian dari walimatul ‘ursy. Pelaksanaannya tidak dijelaskan secara rinci dalam nash, namun dikembalikan pada ‘urf yang berlaku di masyarakat. Islam tidak melarang terhadap pelaksanaan hidangan yang dilakukan dengan menghidangkan makanan bermacam-macam karena tujuannya sebagai rasa syukur telah terlaksananya pernikahan dengan mengundang syukuran ataupun makan-makan serta sebagai bentuk menghargai dan menghormati dengan datangnya tamu. Demikian juga Islam tidak melarang tradisi hidangan dulang tinggi yang dilakukan di Kenagarian Gunung Rajo. Namun dalam pelaksanaan pemberian sanksi adat bagi tuan rumah yang tidak menghidangkan hidangan dulang tinggi mengandung mudharat, bila sanksi tersebut tidak dibayarkan selama waktu yang telah ditentukan akan dikucilkan oleh ninik mamak dan masyarakat. Pemberian sanksi dalam tradisi ini bertentangan dengan syariat yang menyuruh untuk menjaga silaturrahmi. Sanksi berupa pengucilan atau tidak dianggap bisa membuat silaturrahmi terputus, maka pemberian sanksi ini tidak dibenarkan.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Subjects: 200 Agama > 290 Agama Selain Kristen > 297 Islam
Divisions: Fakultas Syariah dan Hukum > Hukum Keluarga (Ahwal Al-Syakhsiyah)
Depositing User: fasih -
Date Deposited: 27 Apr 2020 02:53
Last Modified: 27 Apr 2020 03:03
URI: http://repository.uin-suska.ac.id/id/eprint/26164

Actions (login required)

View Item View Item