Search for collections on Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau Repository

Perbandingan Pendapat Imam Abu Hanifah dengan Imam Malik tentang Status Wali Nikah

Muammar Gadapi Mtd (2017) Perbandingan Pendapat Imam Abu Hanifah dengan Imam Malik tentang Status Wali Nikah. Thesis thesis, Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.

[img] Text
1. 2017144HK-S2Coper Tesis.pdf

Download (259kB)
[img] Text
2. 2017144HK-S2PENGESAHAN.pdf

Download (297kB)
[img] Text
3. 2017144HK-S2Abstrak.pdf

Download (318kB)
[img] Text
4. 2017144HK-S2Kata Pengantar.pdf

Download (283kB)
[img] Text
5. 2017144HK-S2Daftar isi.pdf

Download (296kB)
[img] Text
6. 2017144HK-S2BAB I.pdf

Download (392kB)
[img] Text
7. 2017144HK-S2BAB II.pdf

Download (695kB)
[img] Text
8. 2017144HK-S2BAB III tesis.pdf

Download (297kB)
[img] Text
9. 2017144HK-S2BAB IV.pdf
Restricted to Registered users only

Download (576kB)
[img] Text
10. 2017144HK-S2BAB V tesis.pdf

Download (13kB)
[img] Text
11. 2017144HK-S2daftar pustaka.pdf

Download (34kB)

Abstract

Perkawinan merupakan sunnatullah bagi manusia dalam kehidupannya di alam semesta ini Perkawinan merupakan perintah Allah SWT kepada hambanya untuk memperoleh keturunan yang sah dalam masyarakat, yaitu dengan mendirikan rumah tangga yang damai dan tenteram. Untuk mewujudkan sebuah keluarga yang benar-benar menggambarkan mitsaqan ghalidzan, agama membuat beberapa aturan, agar tujuan disyari’atkan pernikahan tercapai. Wali dalam perkawinan adalah seseorang yang bertindak atas nama mempelai perempuan dalam suatu akad nikah. Akad nikah dilakukan oleh dua pihak, yaitu pihak lakilaki yang dilakukan oleh mempelai laki-laki itu sendiri dan pihak perempuan yang dilakukan walinya. Salah satu penomena yang terjadi di masyarakat adalah pernikahan secara pintas, jika seseorang tidak mendapat restu atau bakalan tidak direstui walinya, maka mereka melakukan pernikahan tanpa walinya tersebut, sehingga wali berpindah kepada orang lain atau penghulu. Dari permasalahan diatas maka penulis akan meneliti bagaimana sebenarnya status wali dalam pernikahan serta bagaimana pendapat Imam Abu Hanifah dan Imam Malik tentang status wali nikah dan dalil hujjahnya. Dalam penulisan tesis ini penulis menggunakan jenis penelitian kepustakaan (library research ) dengan mengambil sumber data yang berasal dari kitab Imam Abu Hanifah al-Mabsut karya Syamsuddin al-Sarakhsi dan Syarah Fath al-Qodir li Ibn Hammam karya Ibn Hammam dan sumber data yang berasal dari kitab Imam Malik al-Muntaqa Syarah Muwattha’ karya Imam al-Baji, atau sumber lain yang berkenaan dengan pembahasan tesis ini. Metodologi dalam penelitian ini menggunakan pendekatan perbandingan, sedangkan tekhnik analisis data menggunakan deskriptif analisis dan countent analisis, sedangakan alat ukurnya maqasyid syari’ah. Hasil penelitian menunjukkan bahwasanya Status Wali Nikah menurut Imam Abu Hanifah menjadi syarat afdhal saja dan sunnah hukum nya menurut Mazhab Hanafi sedangkan menurut Imam Malik adalah menjadi rukun nikah (tanpa ada nya seorang wali nikah nya tidak sah). Imam Abu Hanifah dan Imam Malik sependapat tentang wali nikah Perempuan yang masih kecil dan belum baligh Imam Abu Hanifah dan Imam Malik sepakat untuk memperlakukan perempuan tersebut wajib padanya wali sedangkan pada gadis dewasa mereka berbeda pendapat. Imam Abu Hanifah mengatakan seorang gadis dewasa boleh memilihkan atau mencari orang lain untuk menjadi wali nya selain dari keluarganya sendiri nikahnya sah menurut Imam Abu Hanifah berbeda dengan Imam Malik dalam kondisi apapun harus dengan wali kalau gadis tapi kalau janda harus dimintakan persetujuannya. Adapun penulis lebih setuju dengan pendapat Imam Malik dan jumhur ulama yang mewajibkan adanya wali dalam pernikahan.

Item Type: Thesis (Thesis)
Subjects: 200 Agama
Divisions: Program Pascasarjana > S2 > Hukum Keluarga
Depositing User: Ms. Melda Fitriana
Date Deposited: 20 Jan 2020 04:44
Last Modified: 20 Jan 2020 04:44
URI: http://repository.uin-suska.ac.id/id/eprint/25272

Actions (login required)

View Item View Item