Ednanda, - (2019) MUALLAF SEBAGAI MUSTAHIK ZAKAT (KOMPARATIF ANTARA IMAM AN-NAWAWI DAN IMAM IBNU QUDAMAH). Skripsi thesis, UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU.
Text
GABUNG.pdf Download (3MB) |
|
Text (BAB IV)
BAB IV PEMBAHASAN.pdf - Published Version Restricted to Repository staff only Download (385kB) |
Abstract
ABSTRAK Ednanda (2019): Muallaf Sebagai Mustahik Zakat (Studi Komparatif Antara Imam An-Nawawi dan Imam Ibnu Qudamah) Penulisan skripsi ini berdasarkan latar belakang masalah bahwa terdapatnya perbedaan pandangan ulama terhadap mustahik muallaf. Apakah muallaf tersebut disyaratkan masuk islam terlebih dahulu atau boleh diberikan zakat di saat masih kafir yang hatinya sudah lembut terhadap agama islam. Ulama berbeda pandangan dalam hal ini, menurut Imam An-Nawawi muallaf yang berhak menerima zakat adalah muallaf yang sudah muslim, dan orang kafir tidak berhak menerima harta zakat, sekalipun hatinya sudah lembut terhadap agama islam. sedangkan Imam Ibnu Qudamah berpendapat keduanya berhak mendapatkan zakat baik muslim ataupun kafir yang lembut hatinya. Berdasarkan rumusan masalah dalam penelitian ini, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetauhi pendapat Imam An-Nawawi dan Imam Ibnu Qudamah tentang hakikat muallaf yang berhak menerima zakat serta bagaimana dalil dan istinbath hukum yang digunakan oleh Imam An-Nawawi dan Imam Ibnu Qudamah dalam menetapkan hukumnya. Jenis Penelitian ini adalah penelitian kepustakaan ( Library research ) bersifat kualitatif, dengan menelaah literature yang berhubungan dengan pembahasan ini. Adapun sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sumber primer dan sumber data sekunder yaitu kitab-kitab fiqh Imam An-Nawawi dan Imam Ibnu Qudamah. Selanjutnya, setelah data terkumpul dianalisa dengan menggunakan teknis (Conten Analisis) yaitu dengan memahami kosa kata, pola kalimat, latar belakang situasi dan budaya. Berdasarkan kajian yang penulis lakukan, maka penulis menyimpukan bahwa (1) kriteria muallaf yang berhak menerima zakat menurut Imam An-Nawaw ialah , yakni Orang yang memiliki kemuliaan, Orang yang sudah memeluk agama Islam, Mereka yang dekat dengan daerah orang kafir, Mereka yang berdekatan dengan kaum yang terkena kewajiban zakat (tapi enggan membayarnya). Beliau berpendapat bahwa lafaz muallafati qulubuhum yang terdapat dalam Al-Qur’an ayat ke 60 adalah lafaz yang amm dan ditakhsiskan dengan sebuah hadits riwayat muslim. (2) Imam Ibnu Qudamah berpendapat bahwa golongan muallaf yang berhak menerima zakat adalah dari golongan muslim dan kafir yang lembut hatinya terhadap islam. Golongan yang masih kafir namun hatinya lunak terhadap agama islam dan diharapkan keislamannya, golongan ini diberi zakat sehingga golongan ini segera memasuki agama islam. Dan golongan yang ditakutkan kejahatannya diberikan zakat agar segera lunak hatinya sehingga umat islam terhalang dari segala tidak kejahatan golongan ini. Bagi golongan muslim adalah mereka yang dapat membantu pengumpulan zakat bagi orang yang enggan menunaikannya. Beliau menganggap Al-Qur’an ayat ke 60 adalah qath’i dalalahnya sehingga ayat ini tidak bisa dinasakh atau dihapuskan hukumnya dengan dalil yang lebih rendah statusnya.
Item Type: | Thesis (Skripsi) |
---|---|
Subjects: | 200 Agama > 290 Agama Selain Kristen > 297 Islam > 297.5 Etika Islam, Praktik Keagamaan > 297.54 Zakat |
Divisions: | Fakultas Syariah dan Hukum > Perbandingan Mazhab dan Hukum |
Depositing User: | fasih - |
Date Deposited: | 15 Jan 2020 04:43 |
Last Modified: | 15 Jan 2020 04:46 |
URI: | http://repository.uin-suska.ac.id/id/eprint/24892 |
Actions (login required)
View Item |