Risa Hayati, - (2019) KEDUDUKAN MAMAK DALAM MASYARAKAT ADAT NAGARI KAMANG MUDIK MENURUT PERSPEKTIF HUKUM ISLAM “ANALISIS TERHADAP PERGESERAN KEWENANGAN PAMAN SEBAGAI HAKAM DALAM HUKUM KELUARGA. Thesis thesis, Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.
Text
file 1.pdf Download (18MB) |
|
Text (BAB IV)
BAB IV.pdf - Published Version Restricted to Repository staff only Download (1MB) |
Abstract
ABSTRAK Tesis ini berjudul KEDUDUKAN MAMAK DALAM MASYARAKAT ADAT NAGARI KAMANG MUDIK MENURUT PERSPEKTIF HUKUM ISLAM “ANALISIS TERHADAP PERGESERAN KEWENANGAN PAMAN SEBAGAI HAKAM DALAM HUKUM KELUARGA ”. Mamak mempunyai kedudukan yang vital dalam struktur kekerabatan Minangkabau khususnya dalam hubungan mamak dan kemenakan. Adat Minangkabau memberikan kedudukan dan sekaligus kewajiban yang lebih berat kepada mamak daripada kepada ibu. Mamak di Minangkabau tidak hanya memelihara dan memimpin anak dari keluarga intinya, tetapi juga memelihara dan memimpin kemenakannya. Penentuan sikap keputusan yang menyangkut hajat orang banyak selalu di bawa penyelesaiannya kepada mamak. Apabila terjadi konflik atau perselisihan pada keluarga. Mamak harus menyelesaikan sebagaimana dipertuahkan oleh adat Kusuik nan kamanyalasai, karuah nan kamampajaniah. Unsur pemimpin di Minangakabau dikenal dengan “Tungku Tigo Sajarangan” (niniak Mamak, alim ulama, dan cadiak pandai). Sebagai wadah kepemimpinan di Minangkabau, harus kompak dalam kesatuan gerak pembinaan masyarakat dengan berpegang teguh pada “Tali Tigo Sapilin” (Agama, Adat dan Perundang Undangan. Penelitian ini menggunakan metode penelitian yuridis empiris. Sampel yang diambil dengan purposive sampling. Analisa dilakukan secara deskriptif analisis, yaitu memberikan gambaran dan mengungkapkan bagaimana sesungguhnya kedudukan mamak dalam masyarakat adat Nagari Kamang Mudik menurut perspektif hukum Islam analisis terhadap pergeseran kewenangan paman sebagai hakam dalam hukum keluarga. Adapun hasil dari penelitian ini untuk mengetahui bagaimana kedudukan mamak sebagai hakam di Nagari Kamang Mudik, untuk mengetahui apa faktor-faktor penyebab terjadinya pergeseran mamak sebagai hakam di Nagari Kamang Mudik, dan untuk mengetahui bagaimana tinjauan hukum Islam mengenai kedudukan mamak sebagai hakam di Nagari Kamang Mudik. Kesimpulan dari penelitian ini adalah permasalahan pernikahan, perceraian, rujuk, talak yang berhubungan dengan syarak penyelesaiannya dilakukan oleh wali (ayah). Jika ayah tidak bisa menyelesaikan baru mamak yang bertindak sebagai juru damai diluar perkara yang berhubungan dengan syarak. Upaya penyelesaian perselisihan dilakukan secara damai dan ke keluargaan. Penyelesaian konflik harta pencaharian suami istri di selesaikan oleh pengadilan. Penyelesaian permasalahan di Nagari Kamang Mudik dilakukan secara berjenjang mulai dari tingkat bawah sampai keatas. Permasalahan keluarga yang berhubungan dengan kelompok orang diselesaikan oleh mamak sebagai pimpinan dalam rumah gadang atau kaum. Pergeseran peran mamak disebabkan karena faktor: Pendidikan, ekonomi, memudarnya tali silaturrahmi, dan menguatnya peran keluarga inti. Kedudukan mamak sebagai hakam di Nagari Kamang Mudik untuk kemaslahatan kemenakan yang telah dilakukan secara turun temurun dan menjadi aturan adat. Selama adat tersebut tidak bertentangan dengan hukum Islam, maka diperbolehkan.
Item Type: | Thesis (Thesis) |
---|---|
Subjects: | 300 Ilmu Sosial > 340 Ilmu Hukum |
Divisions: | Program Pascasarjana > S2 > Hukum Keluarga |
Depositing User: | pps - |
Date Deposited: | 19 Dec 2019 04:13 |
Last Modified: | 19 Dec 2019 04:16 |
URI: | http://repository.uin-suska.ac.id/id/eprint/23536 |
Actions (login required)
View Item |