Search for collections on Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau Repository

SANKSI TERHADAP PELAKU HOMOSEKSUAL (STUDI KOMPERATIF QANUN ACEH NOMOR 6 TAHUN 2014 DAN ENAKMEN KESALAHAN JENAYAH SYARIAH NEGERI SEMBILAN TAHUN 1992)

MUHAMMAD NASRULLAH BIN ISHAK, - (2019) SANKSI TERHADAP PELAKU HOMOSEKSUAL (STUDI KOMPERATIF QANUN ACEH NOMOR 6 TAHUN 2014 DAN ENAKMEN KESALAHAN JENAYAH SYARIAH NEGERI SEMBILAN TAHUN 1992). Skripsi thesis, UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU.

[img] Text
SKRIPSI GABUNGAN-1.pdf

Download (1MB)
[img] Text (BAB IV)
BAB IV BARU NASRULLAH.pdf - Published Version
Restricted to Repository staff only

Download (315kB)

Abstract

Islam memandang isu melakukan perubahan kepada diri atau badan sebagai perkara yang bercanggah dengan agama Islam. Pembendahan untuk menukar kelamin sama ada daripada lelaki kepada perempuan atau sebaliknya jelas bercanggah dengan hukum syarak. Perbuatan ini adalah haram kerana ia semata-mata mengikut hawa nafsu, terpedaya dengan godaan syaitan, tidak mensyukuri nikmat kejaidian diri dan termasuk dalam kategori mengubah kejadian Allah SWT. Seperti mana di Aceh, salah satu provinsi di Negara Indonesia itu sendiri mempunyai ketetapan hukum yang dinamakan Hukum Qanun Aceh Nomor 6 Tahun 2014. Dimana aturan hukum yang telah diatur oleh pemerintah bagi melaksanakan hukuman kepada pelaku LGBT itu. Begitu juga ketetapan hukum yang berlaku disalah satu provinsi di Malaysia yaitu di Negeri Sembilan. Ketetapan hukum bagi pelaku homoseksual ini telah ditetapkan di dalam Enakmen Kesalahan Jenayah Syariah Negeri Sembilan Tahun 1992. Permasalahan pertama didalam skripsi ini adalah mengenai bagaimana tinjauan hukum Islam yang berlaku bagi kesalahan homoseksual. Apakah hukuman sanksi terhadap perlaku homoseksual menurut hukum Qanun Aceh dengan Enakmen Jenayah Syariah Negeri Sembilan. Di dalam penulisan skripsi ini menggunakan metode kepustakaan. Data-data yang terkumpul bersumber dari data primier yaitu dari buku-buku bacaan yang berkatan undang-undang bagi kedua-dua negara dan data sekunder yaitu dari peneliti peroleh dari kasus-kasus yang mempunyai hubungan dengan masalah yang diteliti. Setelah data terkumpul, kemudian dianalisis dengan menggunakan metode komperatif. Hasil daripada penelitian ini penulis mendapati hukuman sanski terhadap pelaku homoseksual di Aceh lebih menjurus ke Syariat Islam karena perlaksanaan hukumannya dijalankan dikhalayak ramai. Ini secara langsung memberi kesedaran kepada masyarakat agar tidak melakukan kesalahan jenayah syariah tersebut. Berbanding Malaysia yang mana dibawah UUD (Perlembagaan Persekutuan) terdapat Akta 355 yang menyekat perlaksanaan hukuman bagi kesalahan jenayah syariah dilaksanakan sepenuhnya. Wujudnya Akta 355 ini mengecilkan bidang kuasa mahkamah syariah di Malaysia terhadap jenayah Syariah. Kesimpulannya Aceh lebih menyerlah dalam perlaksanaan hukuman terhadapat homoseksual menurut hukum Islam berbanding Negeri Sembilan karena lebih bergantung kepada hukuman sipil/sivil. Sekiranya mahu memperkuatkan lagi hukuman bagi jenayah syariah di Malaysia maka Akta 355 ini harus di gubal atau dihapuskan bagi membolehkan mahkamah syariah mempunyai bidangkuasa yang luas dalam jenayah syariah.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Subjects: 300 Ilmu Sosial > 340 Ilmu Hukum
Divisions: Fakultas Syariah dan Hukum > Perbandingan Mazhab dan Hukum
Depositing User: fasih -
Date Deposited: 28 Nov 2019 04:01
Last Modified: 28 Nov 2019 04:04
URI: http://repository.uin-suska.ac.id/id/eprint/22838

Actions (login required)

View Item View Item