Harismanto (2017) Otoritas Isteri Sebagai Subjek dan Objek Hukum Dalam Rujuk (Studi Analisa Perspektif Mazhab Syafi'i dan Kompilasi Hukum Islam ). Thesis thesis, Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.
Text
1. 201736HK-S2 COVER.pdf Download (265kB) |
|
Text
2. 201736HK-S2 PENGFESAHAN.pdf Download (289kB) |
|
Text
3. 201736HK-S2 KATA PENGANTAR.pdf Download (274kB) |
|
Text
4. 201736HK-S2 DAFTAR ISI.pdf Download (272kB) |
|
Text
5. 201736HK-S2 Abstrak.pdf Download (338kB) |
|
Text
6. 201736HK-S2 BAB-I.pdf Download (454kB) |
|
Text
7. 201736HK-S2 BAB II.pdf Download (492kB) |
|
Text
8. 201736HK-S2 BAB-III.pdf Download (506kB) |
|
Text
9. 201736HK-S2 BAB-IV.pdf Restricted to Registered users only Download (420kB) |
|
Text
10. 201736HK-S2 BAB V.pdf Download (266kB) |
|
Text
11. 201736HK-S2 DAFTAR KEPUSTAKAAN.pdf Download (299kB) |
Abstract
Berangkat dari perkawinan adalah sebuah ikatan yang kokoh (mitsaqan ghalizhan ). Akan tetapi ketika ikatan yang kokoh ini terkena badai rumah tangga dan sudah tidak ada harapan untuk bersatu maka talak adalah jalan keluar yang dipilih. Islam pada dasarnya menyadari bahwa menjalani hidup bersama dua manusia (suami-istri ) memang sulit. Terbukti dengan adanya serangkaian peraturan yang rigid mengenai aturan pernikahan yang erat kaitannya dengan eksistensi pernikahan itu sendiri. Salah satu upaya mengembalikan keutuhan rumah tangga dengan cara rujuk. Ada dua pandangan tentang rujuk, yaitu rujuk adalah hak suami tanpa persetujuan istri (menurut ulama mazhab), dan rujuk harus dengan persetujuan istri (KHI ). Dari sini penyusun ingin mencoba menganalisis status perempuan sebagai subjek hukum dalam rujuk dengan melihat hak-hak perempuan dan posisi perempuan sebagai subjek hukum dalam rumusan mazhaB Syafi’i dan KHI. Penelitan ini membahas dua rumusan masalah, yaitu: pertama, bagaimana status perempuan sebagai subyek hukum dalam rujuk perspektif mazhab Syafi’i? Kedua, bagaimana status perempuan sebagai subyek hukum dalam rujuk KHI? Jenis penelitian ini bersifat kepustakaan (library research ), yang menggunakan sumber-sumber kepustakaan untuk membahas masalah-masalah yang telah dirumuskan. Metode ini dimulai dengan mengumpulkan data primer sebagai landasan dari penelitian ini dan menggunakan data-data lain yang berasal dari data sekunder yang berkaitan dengan tema penulisan ini, karena berdasarkan bidang kajiannya, jenis penelitian ini adalah penelitian hukum yang bersifat normatif. Data-data yang dihimpun terdiri atas bahan-bahan tertulis yang telah dipublikasikan dalam bentuk buku, majalah, hasil penelitian, dan internet, yang berkaitan langsung maupun tidak langsung dengan penelitian ini. Sumber utama dalam penelitian ini adalah KHI dan kitab-kitab fiqih mazhab Syafi’i, seperti: Kifayah al-Akhyar karya Taqiyuddin Abi Bakar al-Husaini, Fath al-Mu’in karya Zainuddin al-Malibari, al-Umm karya monumental Imam al-Syafi’i, dan lain-lain. Sedangkan data sekunder, yaitu buku-buku yang memiliki korelasi dan relevansi dengan judul penelitian. Hasil penelitian ini adalah pertama, konsep hak rujuk dalam fiqih mazhab Syafi’i suami yang berperan aktif dan yang menentukan sepenuhnya, baik mentalak ataupun merujuk, isteri hanya bisa menerima bahkan ketika ia dalam keadaan sudah tidak suka sama sekali. Kerelaan isteri untuk rujuknya seorang suami tidak diperlukan. Status perempuan sebagai subjek hukum dalam hak rujuk dalam fiqih Syafi’i tidak ada sama sekali. Kedua, mengenai status perempuan sebagai subyek hukum dalam rujuk perspektif KHI, status perempuan baru sebatas bisa menerima atau menolak rujuk. Perempuan belum bisa mengajukan inisiatif rujuk. Hal ini karena KHI berpegang dalam kitab fiqih yang mengatakan bahwa hak rujuk ada pada suami.
Item Type: | Thesis (Thesis) |
---|---|
Subjects: | 200 Agama |
Divisions: | Program Pascasarjana > S2 > Hukum Keluarga |
Depositing User: | Ms. Melda Fitriana |
Date Deposited: | 22 Nov 2019 04:19 |
Last Modified: | 22 Nov 2019 04:19 |
URI: | http://repository.uin-suska.ac.id/id/eprint/22728 |
Actions (login required)
View Item |