Search for collections on Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau Repository

“HADĪTS AL-JULŪS FĪ AL-ṬARĪQ ADAB DAN HUKUMNYA”.

ABDUL DAPIS (2017) “HADĪTS AL-JULŪS FĪ AL-ṬARĪQ ADAB DAN HUKUMNYA”. Laporan thesis, Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.

[img]
Preview
Text
1. COVER (1).pdf

Download (357kB) | Preview
[img]
Preview
Text
2. PENGESAHAN (1).pdf

Download (548kB) | Preview
[img]
Preview
Text
3. ABSTRAK (1).pdf

Download (761kB) | Preview
[img]
Preview
Text
4. KATA PENGANTAR (1).pdf

Download (445kB) | Preview
[img]
Preview
Text
5. DAFTAR ISI (1).pdf

Download (537kB) | Preview
[img]
Preview
Text
6. BAB I (1).pdf

Download (635kB) | Preview
[img]
Preview
Text
7. BAB II (1).pdf

Download (569kB) | Preview
[img]
Preview
Text
8. BAB III (1).pdf

Download (856kB) | Preview
[img] Text
9. BAB IV (1).pdf
Restricted to Repository staff only

Download (756kB)
[img]
Preview
Text
10 BAB V (1).pdf

Download (440kB) | Preview
[img]
Preview
Text
DAFTAR PUSTAKA.pdf

Download (415kB) | Preview

Abstract

Skripsi ini berjudul “HADĪTS AL-JULŪS FĪ AL-ṬARĪQ ADAB DAN HUKUMNYA”, Yang akan membahas tentang orang yang duduk dipinggir jalan. Hadīts atau Sunnah merupakan salah satu sumber ajaran Islam yang menduduki posisi yang sangat signifikan, baik secara stuktural maupun fungsional Secara struktural menduduki posisi kedua setelah al-Qur’an, namun jika dilihat secara fungsional, ia merupakan penjelasan terhadap ayat-ayat al-Qur’an yang bersifat ‘am, mujmāl, atau muṭlāq. Hadīts Rasulullah sebagai penjelas al-Qur’an, secara teologis juga dapat memberi inspirasi untuk membantu menyelesaikan problematika yang muncul dalam masyarakat kontemporer sekarang Termasuk salah satunya tentang adab bergaul dan berinteraksi sesama manusia, dalam hal ini berkenaan dengan budaya julus fi al-tarīq alias nongkrong di pinggir jalan yang juga tidak luput dibahas didalam hadīts-hadīts Nabi Muhammad Saw. ا َ َن َّدث َ ْ د ح ب َ ع ه اللَّ ْن ب َّمد َ ح ا م َ ن َ ر َ ْخب و أَ ر أَب ام َ ا ع َ َن َّدث َ ح ْر ي َ ه ز ْ َن ع ْد ي َ ن ز ْ ب َ لَم ْ أَس ْ َن ع َطَاء ن ع ْ ا ر ب َ َس ي ْ َن ي ع أَب يد ع َ خ ْد ر ي س الْ َ ضي َ ر ه اللَّ ْه ن َ َّي أَ َّن ع َصلَّى النَّب ه اللَّ ه ْ لَي َ ع َ لَّم َ َس قَا َل و ْ يَّا كم إ َ ل وس الْج َ ت و قَا ر ُّ الط َقال وا ب ا فَ َ وَل ي َس ر ه ا اللَّ َ ا م َ لَن ْ ن ا م َ سن ال َ َج د م ب َّد ث َ َح ت َ ا ن َ يه َقا َل ف ْذ فَ إ ْ م ت ْ ي َ َّّل أَب إ َ س َ ْجل ْعط وا الْم َق فَأَ الطَّ ري َّقه َ ا قَال وا ح َ م َ ُّق و َ ا الطَّ ري ق ح َ وَل ي َس ر ه َ َص ر غَ ُّض قَا َل اللَّ َك ُّف الْب َ د اْْلَذَى و ُّ َ ر َ و َّسََلم ال ْر اْْلَم َ و ف و ْر ع َ الْم ب ْي النَّ ه َ و ْ َن ْ َكر ع ن الْم ِ ُ Hasil penelitian menunjukan bahwa ada beberapa pendapat ulama tentang hal itu, ada yang berpendapat diantaranya Ibnu Hajar menjelaskan bahwa konteks hadīts dapat diketahui bahwa larangan itu bersifat tanzih (menjauhi hal-hal yang dibenci), agar orang yang duduk tidak keberatan menunaikan kewajibannya Adapun perintah untuk menundukkan pandangan adalah sebagai isyarat untuk menghindari fitnah (godaan) yang ditimbulkan oleh orang yang lewat, seperti wanita dan lainnya Sedangkan perintah menahan gangguan adalah sebagai isyarat untuk menjahukan diri dari perbuatan menghina dan membicarakan keburukan orang lainLalu, perintah menjawab salam adalah sebagai isyarat untuk menghormati orang yang lewat Sementara amar ma'rūf nahī munkar adalah isyarat untuk menerapkan semua yang diisyaratkan dan meninggalkan semua yang tidak disyaratkan. Kata kunci: Hadits, Adab dan hukum.

Item Type: Thesis (Laporan)
Subjects: 200 Agama > 290 Agama Selain Kristen > 297 Islam > 297.1 Sumber-sumber Agama Islam, Kitab Suci Agama Islam > 297.1226 Tafsir Al-Qur'an, Ilmu Tafsir
Divisions: Fakultas Ushuluddin > Ilmu Alqur'an dan Tafsir
Depositing User: Mr. Supliadi
Date Deposited: 20 Sep 2019 03:40
Last Modified: 20 Sep 2019 03:40
URI: http://repository.uin-suska.ac.id/id/eprint/20471

Actions (login required)

View Item View Item