Search for collections on Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau Repository

ANALISIS HUBUNGAN SEXSUAL SESAMA MUHRIM (INCES) MENURUT IMAM ABU HANIFAH PERSPEKTIF HUKUM PIDANA ISLAM

ILHAM RIZKI SITANGGANG (2017) ANALISIS HUBUNGAN SEXSUAL SESAMA MUHRIM (INCES) MENURUT IMAM ABU HANIFAH PERSPEKTIF HUKUM PIDANA ISLAM. Skripsi thesis, Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.

[img]
Preview
Text
1. COVER (1).pdf

Download (457kB) | Preview
[img]
Preview
Text
2. PENGESAHAN (1).pdf

Download (359kB) | Preview
[img]
Preview
Text
3. ABSTRAK (1).pdf

Download (308kB) | Preview
[img]
Preview
Text
4. KATA PENGANTAR (1).pdf

Download (389kB) | Preview
[img]
Preview
Text
5. DAFTAR ISI (1).pdf

Download (200kB) | Preview
[img]
Preview
Text
6. BAB I (1).pdf

Download (446kB) | Preview
[img]
Preview
Text
7. BAB II (1).pdf

Download (654kB) | Preview
[img]
Preview
Text
8. BAB III (1).pdf

Download (352kB) | Preview
[img] Text
9. BAB IV (1).pdf
Restricted to Repository staff only

Download (789kB)
[img]
Preview
Text
10. BAB V (1).pdf

Download (265kB) | Preview
[img]
Preview
Text
11. DAFTAR PUSTAKA (1).pdf

Download (353kB) | Preview

Abstract

Ilham Rizki Sitanggang (2017) : Analisis Hubungan Seksual Sesama Muhrim (Inces) Menurut Imam Abu Hanifah Perspektif Hukum Pidana Islam. Hukum Islam pada hakikatnya adalah peraturan Allah untuk menata kehidupan manusia, seperti larangan zina sebagaimana firman Allah SWT QS Al-Isra:32, dan apabila melakukan zina maka hukumannya jelas sebagaimana firman Allah juga yang terdapat dalam QS. An-Nuur: 2 yaitu hukuman hudud (dera dan rajam), akan tetapi Imam Abu Hanifah dalam hal ini tidak memberlakukan hukuman hudud atas perbuatan inces tersebut melainkan hukuman takzir, berbeda dengan Imam-imam lainnya seperti Imam Malik, Imam asy-Syafi’I dan Imam Ahmad bin Hanbal. Dalam penulisan skripsi ini penulis mengangkat dua pokok permasalahan, yakni Bagaimanakah pandangan Imam Abu Hanifah terhadap kejahatan hubungan seksual sesama muhrim (Inses), dan Bagaimanakah hukuman hubungan seksual sesama muhrim (Inses) menurut hukum pidana Islam Penelitian ini adalah jenis penelitian ini adalah penelitian pustaka (library research), yakni membahas tentang pandangan Imam Abu Hanifah terhadap kejahatan hubungan seksual sesama muhrim (Inses). Adapun sifat penelitian ini adalah deskriftif analitis yakni menggambarkan analisa penulis tentang kejahatan hubungan seksual sesama muhrim (inses) menurut Imam Abu Hanifah perspektif Hukum Pidana Islam. Sumber data diperoleh melalui tiga bagian yaitu: Data primer, yakni kitab al-Tasyiri al-Jinai al-Islami Muqaranan bi al-Qanun al-Wad’I dan Terjemahannya, data skunder diperoleh dari buku-buku yang memuat teori-toeri tentang hukum pidana islam dan data tersier dari kamus dan internet. Imam Abu Hanifah berpendapat bahwa orang yang menikahi perempuan yang tidak halal untuk dinikahi dan menyetubuhi seperti ibunya, putrinya atau bibinya dan lain sebagainya ia tidak wajib dijatuhi hukuman hudud meskipun ia mengakui bahwa dirinya mengetahui keharaman tersebut. Ia cukup dijatuhi hukuman takzir. Imam Abu Hanifah menggugurkan hukuman hudud dalam kondisi ini karena adanya syubhat. Hukum pidana Islam tidak menyebutkan secara khusus tentang inces, akan tetapi lebih menitik beratkan tentang zina. Menurut pandangan mayoritas fukaha seperti, Imam Malik, asy-Syafi’I, ulama Zahihiriyah, Zaidiyah bahwa menyutubuhi mahram (inces) adalah merupakan perbuatan zina. Jika seseorang menikahi mahramnya maka pernikahannya tersebut dianggap batal, dan jika ia tetap menyetubuhinya maka ia wajib dijatuhi hukuman hudud seperti hukuman zina.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Subjects: 200 Agama > 290 Agama Selain Kristen > 297 Islam
Divisions: Fakultas Syariah dan Hukum > Hukum Tata Negara (Siyasah)
Depositing User: Mrs Rina Amelia -
Date Deposited: 14 Sep 2019 17:06
Last Modified: 14 Sep 2019 17:06
URI: http://repository.uin-suska.ac.id/id/eprint/20261

Actions (login required)

View Item View Item