RIZKI KURNIAWAN (2018) PROSES PENDAFTARAN HAK CIPTA KARYA SENI TARI TRADISIONAL BAYAN API DI KABUPATEN ROKAN HILIR BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 28 TAHUN 2014 TENTANG CIPTA. Skripsi thesis, Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.

Preview	Text 1. COVER__2018578IH.pdf Download (144kB) | Preview
Preview	Text 2. PERSETUJUAN__2018578IH.pdf Download (364kB) | Preview
Preview	Text 3. ABSTRAK__2018578IH.pdf Download (188kB) | Preview
Preview	Text 4. KATA PENGANTAR__2018578IH.pdf Download (252kB) | Preview
Preview	Text 5. DAFTAR ISI__2018578IH.pdf Download (126kB) | Preview
Preview	Text 6. BAB I__2018578IH.pdf Download (620kB) | Preview
Preview	Text 7. BAB II__2018578IH.pdf Download (609kB) | Preview
Preview	Text 8. BAB III__2018578IH.pdf Download (630kB) | Preview
	Text 9. BAB IV__2018578IH.pdf Restricted to Repository staff only Download (602kB)
Preview	Text 10. BAB V__2018578IH.pdf Download (572kB) | Preview
Preview	Text 11. DAFTAR PUSTAKA__2018578IH.pdf Download (193kB) | Preview

Abstract

Tari Bayan Api merupakan tarian tradisional yang menceritakan tentang suatu wilayah di Riau yang bernama Bagansiapi-api yang merupakan bagian dari nusantara yang dianggap penting, pasalnya sejak dulu wilayah yang dekat dengan selat Malaka ini dijadikan suatu pusat aktivitas perdagangan Internasional. Bagansiapiapi kini menjadi kawasan yang plural dengan beragaman etnisitas. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya Undang-undang Nomor 28 Tahun 2014 Tentang Hak Cipta yang mengatakan bahwa, “hak cipta adalah hak ekslusif bagi pencipta atau penerima hak untuk mengumumkan atau memperbanyak ciptaannya atau memberi izin dengan tidak mengurangi pembatasan-pembatasan menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku. Berdasarkan pengamatan penulis di Indonesia pendaftaran karya ciptaan bukan merupakan suatu keharusan bagi pencipta atau pemegang hak cipta, akan tetapi suatu karya apabila tidak didaftarkan tidak mempunyai kekuatan untuk memperoleh perlindungan. Pendaftaran itu tidak hanya semata mengandung arti untuk memberikan alat bukti yang kuat, akan tetapi menciptakan hak kebendaan. Dengan pendaftaran terbitlah sifat hak kebendaan dan terhadapnya akan melekat ciri-ciri kebendaan, yang berbeda dengan hak perorangan. Masalah yang diteliti dalam penelitian ini adalah bagaimana proses pencipta dalam melakukan pendaftaran serta kendala yang dihadapi dalam mendaftarkan ciptaan. Penelitian yang diadakan ini merupakan penelitian Hukum Sosiologis yaitu penelitian yang bertitik tolak dari data yang didapat langsung dari responden penelitian, dan metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Wawancaraya itu melakukan tanya jawab secara langsung dengan responden/narasumber. Disamping itu, penelitian sosiologis juga dimaksudkan untuk mengungkap efektivitas berlakunya suatu aturan hukum yang berlaku pada masayarakat. Jika dilihat dari sifatnya maka penelitian ini bersifat deskriptif yaitu penelitian ini ditujukan semata-mata untuk mengetahui gambaran dari suatu kenyataan secara lengkap, rinci, dan jelas terhadap bagaimana proses pendaftaran yang dilakukan pencipta terhadap karya seni tari tradisional Bayan Api yang ada di Bagansiapiapi. Dari hasil penelitian narasumber menyadari dan berusaha mendaftarkan ciptaannya, pada dasarnya Undang-undang Nomor 28 Tahun 2014 Tentang cipta bahwa“Pendaftaran itu tidak hanya semata mengandung arti untuk memberikan alat bukti yang kuat, akan tetapi menciptakan hak kebendaan”. Berdasarkan Undang-undang tersebut jelaslah bahwa pencipta harus mendapatkan perlindungan dan penghargaan atas karya seninya. Tetapi pada kenyataannya berbeda sehingga dampak yang timbul sanggar-sanggar lain dengan mudahnya mengadopsi bagian dari tarian-tarian pencipta tanpa tahu sejarah dari salah satu tarian tradisional terkenal di Kabupaten.

Actions (login required)

View Item