ISMAIL BIN HASSAN (2018) STUDI KOMPERATIF TENTANG HUKUM POLIGAMI MENURUT ENAKMEN KELUARGA ISLAM SELANGOR 2003 DAN AMLA SINGAPURA 2001. Skripsi thesis, Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim.
|
Text
1. COVER__2018489PMH.pdf Download (865kB) | Preview |
|
|
Text
2. PENGESAHAN__2018489PMH.pdf Download (4MB) | Preview |
|
|
Text
3. ABSTRAK__2018489PMH.pdf Download (118kB) | Preview |
|
|
Text
4. KATA PENGANTAR__2018489PMH.pdf Download (286kB) | Preview |
|
|
Text
5. DAFTAR ISI__2018489PMH.pdf Download (345kB) | Preview |
|
|
Text
6. BAB I__2018489PMH.pdf Download (333kB) | Preview |
|
|
Text
7. BAB II__2018489PMH.pdf Download (404kB) | Preview |
|
|
Text
8. BAB III__2018489PMH.pdf Download (383kB) | Preview |
|
Text
9. BAB IV__2018489PMH.pdf Restricted to Repository staff only Download (477kB) |
||
|
Text
10. BAB V__2018489PMH.pdf Download (227kB) | Preview |
|
|
Text
11. DAFTAR PUSTAKA__2018489PMH.pdf Download (368kB) | Preview |
Abstract
Poligami adalah salah satu dari bentuk perkawinan yang dibenarkan dalam Islam. Ia adalah perkawinan seorang laki-laki dengan lebih dari seorang perempuan. Di negara-negara umat Islam, hokum keluarga Islam yang mengatur proses perkawinan telah menetapkan aturan yang berbeda, termasuk di negeri Selangor, negara bagian Malaysia dan juga Singapura. Penelitian ini bertujuan untuk melihat secara perbandingan tentang hukum poligami di Selangor dan Singapura berdasarkan Enakmen Keluarga Islam Negeri Selangor 2003 dan Administrative Muslim Law Act (AMLA) Singapura 2001. Secara khusus penelitian ini memberi fokus kepada tiga isu utama dalam amalan poligami mengikut perundang-undangan di kedua-dua negara yaitu tentang izin poligami, persyaratan poligami dan sanksi poligami. Berasaskan kedua-dua kodifikasi undang-undang ini, penelitian ini juga membuat perbandingan peraturan yang dikuatkuasakan di Selangor dan Singapura dengan pendapat-pendapat ulama fikih. Penelitian ini mendapati bahawa pada asasnya tidak ada perbedaan di antara hukum keluarga Islam di Selangor dan Singapura, kecuali beberapa hal yang teknikal, misalnya keizinan diperlukan dari Mahkamah Syariah di Selangor, tetapi hanya keizinan Kadhi diperlukan di Singapura, yang pada asasnya, kedua-dua negera menetapan aturan perlukan keizinan, setelah terpenuhi syarat-syaratnya. Demikian juga sanksi, di mana pelanggaran peraturan poligami boleh dikenakan sanksi di kedua-dua negara. Dalam pendapat para ulama tentang hal-hal tersebut juga, kesalahan atau tindak pidana berkait poligami diperkirakan sebagai kesalahan takzir, sedangkan bentuk sanksi seperti kurungan dan denda adalah diperbolehkan menurut pendapat para ulama.
Item Type: | Thesis (Skripsi) |
---|---|
Subjects: | 200 Agama > 290 Agama Selain Kristen > 297 Islam > 297.5 Etika Islam, Praktik Keagamaan > 297.577 Perkawinan Menurut Islam, Pernikahan Menurut Islam, Munakahat |
Divisions: | Fakultas Syariah dan Hukum > Perbandingan Mazhab dan Hukum |
Depositing User: | Mrs Rina Amelia - |
Date Deposited: | 16 Aug 2019 03:49 |
Last Modified: | 16 Aug 2019 03:49 |
URI: | http://repository.uin-suska.ac.id/id/eprint/17429 |
Actions (login required)
View Item |