Search for collections on Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau Repository

HUKUM WANITA HAID YANG BERDIAM DI DALAM MESJID (Studi Komperatif Imam An Nawawi Dan Imam Ibnu Hazm)

NOVI OKTAVIANI (2018) HUKUM WANITA HAID YANG BERDIAM DI DALAM MESJID (Studi Komperatif Imam An Nawawi Dan Imam Ibnu Hazm). Skripsi thesis, Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.

[img]
Preview
Text
1. COVER__2018488PMH.pdf

Download (306kB) | Preview
[img]
Preview
Text
2. PENGESAHAN__2018488PMH.pdf

Download (385kB) | Preview
[img]
Preview
Text
3. ABSTRAK__2018488PMH.pdf

Download (413kB) | Preview
[img]
Preview
Text
4. KATA PENGANTAR__2018488PMH.pdf

Download (406kB) | Preview
[img]
Preview
Text
5. DAFTAR ISI__2018488PMH.pdf

Download (250kB) | Preview
[img]
Preview
Text
6. BAB I__2018488PMH.pdf

Download (569kB) | Preview
[img]
Preview
Text
7. BAB II__2018488PMH.pdf

Download (753kB) | Preview
[img]
Preview
Text
8. BAB III__2018488PMH.pdf

Download (609kB) | Preview
[img] Text
9. BAB IV__2018488PMH.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (770kB)
[img]
Preview
Text
10. BAB V__2018488PMH.pdf

Download (307kB) | Preview
[img]
Preview
Text
11. DAFTAR PUSTAKA__2018488PMH.pdf

Download (265kB) | Preview

Abstract

Penelitian ini dilatar belakangi dengan permasalahan tentang “Hukum Wanita Haidh yang Berdiam Diri didalam Masjid ( Studi Komparatif Imam Nawawi dan Ibnu Hazm)”. Jumhur ulama mengharamkan wanita haidh berdiam didalam masjid demikian juga orang yang junub kecuali hanya berlewat didalamnya, disebutkan didalam kitab Bidayatul Mujtahid, ulama berbeda pendapat yang dapat dirinci menjadi tiga kelompok. Pertama, ulama yang melarang orang yang junub masuk mesjid secara mutlak. Pendapat ini dipegangi oleh Malik dan para pengikutnya. Kedua, ulama yang melarang orang junub tinggal didalam mesjid, kecuali hanya untuk lewat, ini pendapat Syafi’i. Ketiga, ulama yang membolehkan orang junub dan haidh untuk tinggal atau hanya lewat, inilah pendapat yang dipegangi oleh Dawud dan pengikutnya. Imam An-Nawawi berpendapat bahwa haram hukumnya bagi wanita yang sedang haidh dan orang yang junub untuk berdiam di dalam masjid, sementara Imam Ibnu Hazm membolehkan wanita yang sedang haidh untuk berdiam di dalam masjid. Mengingat pada masa sekarang ini masjid tidak hanya dijadikan tempat shalat, namun zaman sekarang masjid juga digunakan sebagai tempat untuk melaksanakan berbagai macam kegiatan keagamaan lainnya, seperti pengajian, majlis ilmu, bahkan untuk melaksanakan akad nikah sekalipun. Maka dari itu, tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hukum wanita haidh yang berdiam di dalam masjid, serta untuk mengetahui tinjauan fiqih muqaran tentang perbedaan pendapat kedua Imam diatas. Jenis penelitian ini adalah penelitian kepustakaan (library research), yaitu dengan literature yang berhubungan dengan pembahasan ini.Sumber data pada penelitian ini dikategorikan kepada bahan hukum primer, dan bahan hukum sekunder. Bahan hukum primer pada penelitian ini adalah kitab Al-Majmu Syarah Muhazzab karangan Imam An-Nawawi, Al-Muhalla karangan Ibnu Hazm, serta bahan hukum sekunder merupakan data yang didapat dari literature yang berhubungan dengan penelitian, seperti kitab fiqih, Bidayatul Mujtahid, Fiqih Sunah, Fiqih Islam Wa Adilatuhu, Fiqh Ala Madzhabi al-Arba’ah dan buku-buku lain yang berkaitan dengan masalah haidh ini. Adapun metode yang digunakan adalah, Deskriptif yaitu menggambarkan secera mendetail data yang diperoleh untuk selanjutnya dianalisa. Content analisis yaitu teknik yang digunakan untuk menganalisis dan memahami teks. Metode ini penulis gunakan untuk menganalisis data yang telah disajikan yang akhirnya terdapat suatu kesimpulan. Adapun analisa fiqih muqarran pada penelitian ini, penulis lebih setuju pada pendapat Ibnu Hazm yang membolehkan wanita haidh untuk berdiam di dalam masjid berdasarkan pada analisa yang penulis lakukan berdasarkan kemampuan penulis. Apabila ada kekhawatiran pada ceceran darah wanita haidh, maka pada zaman sekarang ini sudah banyak pembalut yang mampu mengatasi masalah tersebut. Akan tetapi hal ini masih menjadi perdebatan diantara para ulama, karena wanita haidh dilarang berdiam didalam masjid bukan karena hadatsnya karena wanita istihadhah dibolehkan untuk ke mesjid, begitupun orang luka jika diperban.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Subjects: 200 Agama > 290 Agama Selain Kristen > 297 Islam
Divisions: Fakultas Syariah dan Hukum > Perbandingan Mazhab dan Hukum
Depositing User: Mrs Rina Amelia -
Date Deposited: 16 Aug 2019 03:38
Last Modified: 16 Aug 2019 03:38
URI: http://repository.uin-suska.ac.id/id/eprint/17426

Actions (login required)

View Item View Item