NUR HADIRAH BINTI MAT ROSLI (2018) KHIṬBAH TA’RIḌ BAGI WANITA DALAM ‘IDDAH ṬALĀQ BĀIN (Studi Komparatif antara Imam Abu Hanifah dan Imam Al-Syafi’iy). Skripsi thesis, Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.

Preview	Text 1. COVER__2018185PMH.pdf Download (275kB) | Preview
Preview	Text 2. PENGESAHAN__2018185PMH.pdf Download (405kB) | Preview
Preview	Text 3. ABSTRAK__2018185PMH.pdf Download (476kB) | Preview
Preview	Text 4. KATA PENGANTAR__2018185PMH.pdf Download (306kB) | Preview
Preview	Text 5. DAFTAR ISI__2018185PMH.pdf Download (341kB) | Preview
Preview	Text 6. BAB I__2018185PMH.pdf Download (674kB) | Preview
Preview	Text 7. BAB II__2018185PMH.pdf Download (520kB) | Preview
Preview	Text 8. BAB III__2018185PMH.pdf Download (904kB) | Preview
	Text 9. BAB IV__2018185PMH.pdf Restricted to Repository staff only Download (783kB)
Preview	Text 10. BAB V__2018185PMH.pdf Download (366kB) | Preview
Preview	Text 11. DAFTAR PUSTAKA__2018185PMH.pdf Download (272kB) | Preview

Abstract

Dalam penulisan skripsi ini, dilatarbelakangi oleh dua orang tokoh yang berpengaruh yaitu Imam Abu Hanifah dan Imam Al-Syafi’iy yang mempunyai pandangan yang berbeda mengenai khiṭbah ta’riḍ bagi wanita dalam ‘iddah ṭalāq bāin. Penulis mengambil pokok permasalahan sebagai berikut: Pertama, bagaimana pendapat Imam Abu Hanifah dan Imam Al-Syafi’iy mengenai hukum khiṭbah ta’riḍ bagi wanita dalam ‘iddah ṭalāq bāin. Kedua, bagaimana dalil yang digunakan oleh Imam Abu Hanifah dan Imam Al-Syafi’iy mengenai hukum khiṭbah ta’riḍ bagi wanita dalam ‘iddah ṭalāq bāin. Ketiga, bagaimana analisa fiqh muqaranah terhadap pendapat Imam Abu Hanifah dan Imam Al-Syafi’iy mengenai hukum khiṭbah ta’riḍ bagi wanita dalam ‘iddah ṭalāq bāin. Jenis penelitian ini adalah penelitian hukum Islam normatif yang dilakukan dengan menggunakan metode library research, yaitu dengan mengambil dan membaca serta menelaah literatur-literatur yang berhubungan dengan penelitian ini karena semua data bersifat sekunder. Pendekatan yang penulis gunakan dalam penulisan ini adalah dengan menelaah konsep-konsep atau teori-teori yang dikemukakan oleh Imam Abu Hanifah dan Imam Al-Syafi’iy, seterusnya menggunakan pendekatan perbandingan hukum, yaitu dengan membandingkan pendapat Imam Abu Hanifah dan Imam Al-Syafi’iy mengenai hukum khiṭbah ta’riḍ bagi wanita dalam ‘iddah ṭalāq bāin. Hasil kajian mendapatkan bahwa dalam masalah hukum khiṭbah ta’riḍ ini kedua tokoh tersebut sama-sama teguh dengan argument masing-masing. Mereka menggunakan dalil yang sama yaitu surah al-Baqarah ayat 235, namun dalam memahami metode istinbāṭ yang berbeda. Di sini, Imam Abu Hanifah berpendapat bahwa hukum khiṭbah ta’riḍ bagi wanita dalam ‘iddah ṭalāq bāin adalah tidak dibolehkan (haram), beliau memahami dalil tersebut khusus bagi wanita dalam ‘iddah wafat karena berhubungan dengan dalil sebelumnya pada ayat 234 Surah al-Baqarah yang berkaitan tentang ‘iddah wafat, dan juga beralasan bahwa wanita yang masih dalam ‘iddah ṭalāq bāin memiliki hak suami seperti pemberian nafkah, tempat tinggal dan sebagainya, dan juga bagi mengelak dari terjadinya permusuhan. Sedangkan Imam Al-Syafi’iy berpendapat bahwa hukum khiṭbah ta’riḍ bagi wanita dalam ‘iddah ṭalāq bāin adalah dibolehkan, karena dalil tersebut menunjukkan kepada lafaz umum dan tidak ada dalil yang melarang perbuatan tersebut dan dikuatkan dengan hadis shahih yang diriwayatkan oleh Fatimah binti Qais dan penggunaaan Qiyās. Setelah dikaji dan diteliti, maka penulis lebih cenderung memilih untuk menggunakan pendapat Imam Abu Hanifah karena terdapat beberapa kemafsadatan yang patut dijauhi. Penulis menggunakan kaidah “حلاصملا بلج نع ىلوأ دسافملا أرد” (Menolak kemafsadatan lebih diutamakan daripada menarik kemaslahatan). Penulis lebih berhati-hati atau iqtiyad dalam masalah ini, seperti pendapat yang dikemukan oleh Imam Abu Hanifah tersebut.

Actions (login required)

View Item