Risvan Akhir Roswandi, - (2019) Hukum Perkawinan Pagitoan pada Masyarakat Pangkalan Lesung Kabupaten Pelalawan dalam Presfektif Hukum Islam. Thesis thesis, Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.
|
Text
1. COVER .pdf Download (405kB) | Preview |
|
|
Text
2. LEMBARAN PENGESAHAN.pdf Download (614kB) | Preview |
|
|
Text (Abstrak)
3. ABSTRAK.pdf - Published Version Download (806kB) | Preview |
|
|
Text
4. KATA PENGANTAR.pdf Download (402kB) | Preview |
|
|
Text
5. DAFTAR ISI.pdf Download (409kB) | Preview |
|
|
Text
6. BAB 1.pdf Download (745kB) | Preview |
|
|
Text
7. BAB II.pdf Download (1MB) | Preview |
|
|
Text
8. BAB III.pdf Download (942kB) | Preview |
|
Text (Bab IV)
9. BAB IV.pdf - Published Version Restricted to Registered users only Download (913kB) |
||
|
Text
10. BAB V.pdf Download (401kB) | Preview |
|
|
Text
11. DAFTAR PUSTAKA.pdf Download (613kB) | Preview |
Abstract
Perkawinan merupakan sesuatu yang sangat penting bagi kehidupan manusia.Kareana tujuan perkawinan dalam Islam tidak hanya sekedar padabatas pemenuhan nafsu biologi satau pelampiasan nafsu seksual belaka, tetapi memiliki tujuan yang lebih mulia yaitu, untuk menciptakan keluarga yang hidup dengan aman dan tenteram (Sakinah), pergaulan yang saling mencintai (Mawaddah) dan saling menyantuni (Rahmah). Ketentuan tentang perkawinan dalam Islam telah dibahas secara rinci mulai dari pengertian wanita dan perkawinan yang diharamkan dalam Islam. Di dalam masyarakat Pangkalan Lesung, mereka mempunyai aturan dan adat istiadat sendiri yang berbeda dengan perkawinan dalam Islam pada umumnya dan perbedaan itu cenderung menimbulkan pertentangan dikalangan Ulama dan penghulu adat. Larangan perkawinan tersebut ialah perkawinan yang disebut dengan perkawinan Pagitoan. Ada tiga sistem perkawinan adat di Indonesia, Exogami, Endogami dan Eleutropogami. Dari ketiga sistem perkawinan tersebut, masyarakat Pangkalan Lesung menganut sistem Exogami. Selain sistem Exogami masyarakat Pangkalan Lesung juga menganut sistem baru dalam literatur keilmuan adat di Indonesia disebut dengan Pagitoan. Larangan perkawinan antara laki-laki dan perempuan yang Pagitoan tidaklah terdapat dalam Islam, Islam tidak pernah melarang perkawinan berdasarkan Pagitoanbaik Al- Qur’an maupun Hadis. Karena masalah pelaksanaan dan segala persoalan yang berhubungan dengan perkawinan Pagitoan tidak diatur dalam Al- Qur’an maupun Hadis, maka penulis mencarinya dalam ’Urf dan melihat maslahah dan mudhoratnya sebagai kategori adat yang ada dalam masyarakat Pangkalan Lesung. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian lapangan dengan langsung kemasyarakat sehingga diperoleh data yang jelas dan teknik pengumpulan data yang bersifat observasi dan wawancara. Berdasarkan data yang terkumpul kemudian dianalisis dengan mengunakan pendekatan Usul al- fiqh. Berdasarakan hasil analisis hukum Islam terhadap data hasil penelitian, maka dapat disimpulkan bahwa larangan perkawinan Pagitoan adalah tidak sesuai dengan ketentuan hukum Islam karena dalam Al- Qur’an dan Hadis tidak ada ketentuan mengenai larangan tersebut atau saudara Pagitoan tidak termasuk dalam orang-orang yang haram untuk dinikahi, dengan kata lain hukum perkawinan Pagitoan adalah tidak dilarang dalam Islam atau boleh (mubah) melakukan perkawinan Pagitoan, akan tetapi jika berdampak negatif terhadap keturunan maka hendaklah dihindari karena menyangkut kualitas keturunan.
Item Type: | Thesis (Thesis) |
---|---|
Subjects: | 200 Agama > 290 Agama Selain Kristen > 297 Islam |
Divisions: | Program Pascasarjana > S2 > Hukum Keluarga |
Depositing User: | Ari Eka Wahyudi |
Date Deposited: | 15 Jul 2019 04:59 |
Last Modified: | 15 Jul 2019 04:59 |
URI: | http://repository.uin-suska.ac.id/id/eprint/12752 |
Actions (login required)
View Item |